Kamis, 03 Juli 2008

nilai etika dan estetika dalam berbudaya

SMKN 4 Padang

* Home
* Contact Us
* News
* Links
* Sign Up
* Downloads


Anonim [ New User ] 03, 07 2008

Themes Demo
Select One Theme :
HOME
Forum Diskusi
About Us
Tell a friend
Buku Tamu
Gallery
Downloads
Newsletter
Staf
Katalog Web
Pendidikan
Portal
Seni
WebBlog
Berita
Pameran
Wawasan Seni
Kuratorial
Tokoh dan Seniman
Pendidikan
U A N
Aktual
Berita Pendek
Budaya
Sekolah
Informasi
Prog. Keahlian
Alumni
Siswa
Staf
About Us
Profil
Akademik
Program Keahlian
Fasilitas
Ekstrakurikuler
Lokasi
Contact Us
Kalender Kegiatan
Juli
Sn Sl Rb Km Jm Sb Mg
> 01 02 03 04 05 06
> 07 08 09 10 11 12 13
> 14 15 16 17 18 19 20
> 21 22 23 24 25 26 27
> 28 29 30 31


Kegiatan Minggu ini

Tidak ada kegiatan minggu ini

Cari kegiatan...


Kegiatan Hari Ini

Tidak ada kegiatan hari ini
WhosOnline
Selamat Datang Tamu!
Guest(s)online: 3

No Members are currently logged in.
Login
Username:
Password:
Registrasi?
Links Exchange






RSS


Site Meter



Berita / Pendidikan

Peranan Pendidikan Seni Dalam Pembangunan
Oleh Muzni Ramanto
Kamis, 02 Juni 2005 15:32:35 Klik: 1827 Kirim-kirim Print version download versi msword

Menurut Philip Yampolsky (Ford Foundation) " Pendidikan Kesenian dan pengalaman berkesenian sangat penting untuk pertumbuhan yang sehat untuk anak-anak dan siswa, baik pertumbuhan mental maupun pertumbuhn jiwa".

Kemudian menurut Prof. Ramesh Ganta (Kakatiya University) "Bahwa bangsa yang menggusur pendidikan seni dari kurikulum sekolahnya akan menghasilkan generasi yang berbudaya kekerasan di masa depan karena kehilangan kepekaan untuk membedakan nuansa baik dan indah dengan buruk dan tidak indah. (disampaikan pada Kongres International Society for Education Through Art di Asia Pasifik tahun 1994)

1. Hakekat Manusia
* Teori Fitrah (Salad)
o Berfikir (logika)
o Beragama (Etika)
o Berolah rasa (Estetika)
* Homo Sapiens
o Makhluk yang berpikir
2. Fisik Manusia
* Otak Kiri (intelektual)
* Otak Kanan (emosional)
o Estetika
o Artistika
o Kreativitas
o Empati
o Nilai-nilai
o Inovatif
o Menghargai
o Dsb.

Peranan Pendidikan Seni


1. Multi Dimensional
* Dimensi Personal
o IQ, EQ, SQ, MQ
* Dimensi Sosial
o Toleran, menghargai
* Dimensi Profesional
o Skill, kognitif, mandiri, attitude
2. Multi Lingual (bahasa ekspresi)
* Rupa
* Gerak
* Suara
* Gabungan
3. Multi Kultural

Mengembangkan sikap menghargai keanekaan ragam budaya untuk:


* Mengenal lingkungan alam
* Mengenal sosial budaya
* Mengenal wawasan seni
* Pendekatan Humanistik & keilmuan



Semuanya memiliki potensi pengembangan kecerdasan manusia agar mampu bertahan hidup dan tampil secara bermartabat pada masa kini dan masa mendatang. Bermartabat dan beradab.

Multi Dimensional

Peran pendidikan seni yang multidimensional pada dasarnya dapat mengembangkan kemampuan dasar manusia, seperti fisik, perseptual, intelektual, emosional, sosial, kreativitas dan estetik. (V. Lowen Feld 1984)

Berdasarkan hal tersebut berbagai kecerdasan manusia mampu dioptimalisasi melaui pendidikan seni. Melalui pengembangan berbagai kemampuan tersebut mental anak diharapkan berkembang hingga mereka memiliki kesiapan untuk belajar melalui perannya yang multidimensional ini, pendidikan seni diharapkan dapat mengembangkan berbagai kemampuan mental siswa di segala tingkat pendidikan.

Pendidikan seni di setiap tingkat pendidikan dapat membentuk manusia yang mengemban kepekaan estetis, daya cipta, intuitif, imajinatif, inovatif dan kritis terhadap ingkungannya.

Multi Lingual

Peran pendidikan seni yang multilingual dapat menembangkan kemampuan manusia dalam berkomunikasi melalui beragam bahasa disamping bahasa verbal.

Bahasa yang dimaksud adalah bahasa untuk berekspresi dan berkomunikasi secara visual atau rupa, bunyi, gerak dan keterpaduannya.

Selain itu seni merupakan bahasa rasa atau citra atau image. Oleh karena itu seni dinyatakan sebagai cermin realita. Disamping itu dalam seni terdapat tatanan artistik dan estetik. Melalui kemampuan beragam bahasa seni, manusia mampu memahami dan berekspresi terhadap citra budaya sendiri dan budaya lain secara mendalam.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang positif antara tingkat kemampuan berbahasa bunyi dengan tingkat kemampuan intelektual dan emosional pada manusia.

Multikultural

Seni merupakan hasil ekspresi manusia dan budayanya. Melalui pendidikan seni, manusia dapat membentuk dan mengembangkan kemampuannya dalam berbudaya. Disamping itu kemampuan menghargai dan menumbuhkan rasa bangga pada budayanya dan budaya orang lain.

Kemampuan penghayatan yang tinggi akan menghasilkan sikap saling menghormati dan saling menjaga keragaman dan perbedaan budaya bangsa sendiri dan bangsa asing.

Peran seni yang bersifat multikultural ini dapat dijadikan pemersatu bangsa dengan kemampuan manusia untuk saling menghargai akan adanya perbedaan.

Melalui pemahaman dan penghayatan serta penghargaan terhadap budaya Indonesia dan global diharapkan bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang berkarakter.

Selanjutnya melalui pendidikan seni yang multikultural ini, manusia Indonesia diharapkan mampu memiliki ketahanan budaya dan menunjukkan jati diri sebagai bangsa yang beradab.

Dalam kegiatan belajar seni yang benar, pengolahan otak kanan agar kemampuan berfikir holistik, kreatif, imajinatif, intuitif dan humanistik perlu dikembangkan secara optimal. Selain itu pendidikan seni dapat pula mengoptimalkan kemampuan belah otak kiri. Jadi dalam pendidikan seni, keseimbangan dan keterpaduan manusia otak kanan dan kiri dapat digunakan secara optimal.

Implementasi Pendidikan Seni

1. Kepekaan indrawi
2. Kepekaan rasa
3. Kepekaan rasa estetik, artistik
4. Imajinatif
5. Kreatif
6. Kemampuan Apresiatif
7. Pengetahuan cara berkarya
8. Hasilkarya seni
9. Menilai
10. Mengempati
11. Menghargai
12. Memproduksi

Perilaku seni menurut Brent G. Wilson

1. Persepsi
2. Pengetahuan
3. Pemahaman
4. Analisis
5. Evaluasi
6. Apresiasi
7. Produksi



Seni Sebagai Pendekatan Dalam Belajar

1. Dengan belajar seni
Menggali Pengetahuan subject matter yang dipelajari mata pelajaran lain dengan bantuan karya seni (contoh : Biologi melalui seni)
2. Belajar melalui seni
Menggali suatu subject matter melalui berkarya seni dengan mengungkapkan suatu konsep dari mata pelajaran lain yang sedang dipelajari. (contoh : Sejarah runtuhnya suatu rezim "Lukisan Demo")
3. Belajar tentang seni
Menggali, memahami dan mengapresiasikan serta mencipta berbagai konsep dan prinsip seni dalam berkarya seni. (Pendidikan seni multidimensional, multilingual, multikultural).

Disampaikan pada diskusi terbatas di Harian Pagi Padang Ekspres Jumat 27 Mei 2005

Berita Pendidikan Lainnya
. Sertifikasi Guru Lewat BERMUTU
. Program Schoolnet, Sapa Sekolah Kota Padang Tahun Ini Tiap Sekolah Akan Miliki Jaringan Internet
. Pilketos miniatur untuk menuju pemilihan sesungguhnya
. Profesi Lulusan Pendidikan Tinggi Seni
. Mengapa Harus CorelDraw? Bukan yang lain?
. PSB Resmi Lewat Internet
. SMSR Segera Berlakukan ISO
. Tak Lengkap Tanpa Mengusai Teknologi Multimedia
. SMKN 4 Padang (SMSR) Buka Jurusan baru Ada Jurusan Belajar Membuat Film Animasi atau Film Kartun
. Kelulusan Nyaris 100 Persen, SMKN 4 (SMSR) Padang Naik Podium


Ada 1 komentar tentang artikel ini :
- Mau Tanya -
Kalau multi interdispliner itu sebenarnya termasuk dalam peranan seni apa tidak ya? mohon dibalas. +6285659336133 fa dlan_hunt@yahoo.com

Min, 29 Jul 07 - oleh : Fadlan

Formulir Komentar | Aturan >>
Nama
Email
Judul Komentar
Komentar

Bagi yang kesulitan dalam pembelian barang melalui internet, dapat menggunakan Buying Agent Indonesia cendrawasih.com
POLLING
Ujian Nasional menurut anda
Tetap dipertahankan
Dievaluasi
Ditolak
Dicari pengganti
Ujian sekolah saja
Tidak tahu

Hasil Polling
Polling Lain

Suara: 318
Forum
Posting Terbaru
. Undangan untuk seluruh al...
Respon Terbaru
Pesan Singkat
Nama*
Email
Pesan*
*wajib diisi

Vote for this site !

Vote for This Site






Free Chat

Nick Name:




Top!
© 2005 SeniRupa.Net Sekolah Menengah Seni Rupa
SMK Negeri 4 Padang
Top!

nilai kemanusiaan yang adil dan demokratis dalam kehidupan sosial bermasyarakat

-=MENU UTAMA=-
Home
Profil JCE
Profil Kang Jalal
Profil IJABI
Kursus & Kajian
Program Kegiatan
-=LAIN-LAIN=-
Download
Links
Pencarian
Mailing List
Buku Tamu
Kontak
-=KATALOG=-
Buku
DVD / VCD
-=GALLERY=-
Photo Gallery
Piagam/ Sertifikat

wellcome to kang jalal official web site - kangjalal@jalal-center.com

Cetak E-mail

PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK
DAN DASAR IDEOLOGI NEGARA



Dr. Abdul Hadi WM



Telah dijelaskan bahwa sila-sila dalam Pancasila berkaitan dengan berbagai system falsafah dan pandangan hidup yang berkembang dalam sejarah bangsa . Sila-sila tersebut saling terkait satu sama lain dan merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, bahkan saling menjelaskan. Karena itu apabila ditafsirkan secara benar akan menjelma sebagai suatu system falsafah yang sejalan dengan budaya bangsa. Sebagai dasar falsafah bangsa dan dasar ideology negara , Pancasila mengandung makna bahwa dalam setiap aspek kehidupan kebangsaan, kemasyarakatan dan kenegaraan harus berdasarkan nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Orang Islam menerjemahkan Ketuhanan YME sebagai Tauhid.
Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 menyatakan: Pancasila seperti tercantum dalam Pembukaan UUD 45 merupakan sumber hukum yang berlaku di negara RI dan karena itu secara obyektif ia merupakan suatu pandangan hidup, kesadaran, cita-cita hukum, serta cia-cita moral yang luhur yang meliputi suasana kejiwaan bangsa . Sebagai dasar pandangan hidup bernegara dan sistem nilai kemasyarakatan, Pancasila mengandung 4 pokok pikiran, sebagai berikut:

1. Negara merupakan negara persatuan, yang bhinneka tunggal ika. Persatuan tidak berarti penyeragaman, tetapi mengakui kebhinnekaan yang mengacu pada nilai-nilai universal Ketuhanan, kemanusiaan, rasa keadilan dan seterusnya.

2. Negara Indonenesia didirikan dengan maksud mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat , dan berkewajiban pula mewujudkan kesejahteraan serta mencerdaskan kehidupan bangsa.

3. Negara didirikan di atas asas kedaulatan rakyat. Kedaulatan rakyat tidak bisa dibangun hanya berdasarkan demokrasi di bidang politik. Demokrasi harus juga dilaksanakan di bidang ekonomi.

4. Negara didirikan di atas dasar Ketuhanan Yang Maha Esa. Ini mengandung arti bahwa negara menjunjung tinggi keberadaan agama-agama yang dianut bangsa .



Sistem Nilai

Dalam kuliah terdahulu telah dibicarakan hubungan sila pertama, kedua dan ketiga dalam PS dengan paham-paham keagamaan dan kemanusiaan, serta hubungannya dengan nasionalisme dan demokasi. Tampaklah di situ bahwa PS sebagai landasan ideologis berdirinya NKRI merupakan sekumpulan system nilai.



Sila ke-1: Katuhanan Yang Maha Esa. Nilai-nilai ketuhanan sebagaimana terkandung dalam agama-agama yang dianut bangsa mengandung nilai-nilai yang mengayomi, meliputi dan menjiwai keempat sila yang lain. Segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, termasuk moral penyelenggara negara, politik negara, pemerintahan negara dan peraturan perundang-undangan negera, kebebasan dan hak asasi warga negara harus dijiwai nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa. Demikian pula dengan nilai-nilai etis dalam sila pertama harus mendasari dan menjiwai nilai etis keempat sila yang lain.



Sila ke-2: Kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila ini setidak-tidaknya memberi pengakuan bahwa manusia yang hidup di negeri ini dan merupakan warga yang sah di negeri ini diperlakukan secara adil dan beradab oleh penyelenggara negara, termasuk hak dan kebebasannya beragama. Kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai bahwa suatu tindakan yang berhubungan dengan kehidupan bernagara dan bermasyarakat didasarkan atas sikap moral, kebajikan dan hasrat menjunjung tinggi martabat manusia, serta sejalan dengan norma-norma agama dan social yang teah berkembang dalam masyarakat sebelum munculnya negara. Ia juga mencakup perlindungan dan penghargaan terhadap budaya dan kebudayaan yang dikembangkan bangsa yang beragam etnik dan golongan.



Sila ke-3: Persatuan . Telah diuraikan. Lihat catatan kuliah terdahulu tentang nasionalisme dll.



Sila ke-4: Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan didasari oleh sila Ketuhanan YME, Kemanusiaan yang adil dan beradab, serta Persatuan .

Dalam sila ini terkandung nilai demokrasi: (1) Adanya kebebasan yang disertai tanggung jawab moral terhadap masyarakat, kemanusiaan dan Tuhan; (2) Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia; (3) Menjamin dan memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam hidup bersama; (4) Mengakui perbedaan pandangan dan kepercayaan dari setiap individu, kelompok, suku dan agama, karena perbedaan merupakan kodrat bawaan manusia; (5) Mengakui adanya persaamaan yang melekat pada setiap manusia dst; (6) Mengarahkan perbedaan ke arah koeksistensi dan solidaritas kemanusiaan; (7) Menjunjung tinggi asas musyawarah dan mufakat; (8) Mewujudkan dan mendasarkan kehidupan berdasarkan keadilan social.



Sila ke-5: Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat .

Keadilan social yang dimaksud harus didasarkan pada empat sila sebelumnya. Keadilan di sini lantas mencakup tiga bentuk keadilan: (1) Keadilan distributif: menyangkut hubungan negara terhadap warganegara, berarti bahwa negaralah yang wajib memenuhi keadilan dalam membagi kemakmuran, kesejahteraaan penghasilan negara, yang terakhir ini dalam bentuk bantuan, subsidi dan kesempatan untuk hidup bersama yang didasarkan atas hak dan kewajiban yang setara dan seimbang; (2) Keadilan legal, yaitu keadilan dalam kaitannya dengan hak dan kewajiban warganegara terhadap negara, tercermin dalam bentuk ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam negara; (3) Keadilan komutatif: yaitu suatu hubungan keadilan antara warga dengan warga lainnya secara timbal balik.

Keadilan social tercermin bukan dalam kehidupan social dan pelaksanaan hukum oleh negara, tetapi juga dalam kehidupan ekonomi dan politik, serta lapangan kebudayaan dan pelaksanaan ajaran agama.


PS dan Etika Politik

Etika merupakan cabang falsafah dan sekaligus merupakan suatu cabang dari ilmu-ilmu kemanusiaan (humaniora). Sebagai cabang falsafah ia membahas sistem-sistem pemikiran yang mendasar tentang ajaran dan pandangan moral. Sebagai cabang ilmu ia membahas bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu. Etika sebagai ilmu dibagi dua, yaitu etika umum dan etika khusus. Etika umum membahas prinsip-prinsip umum yang berlaku bagi setiap tindakan manusia. Dalam falsafah Barat dan Timur, seperti di Cina dan , seperti dalam Islam, aliran-aliran pemikiran etika beranekaragam. Tetapi pada prinsipnya membicarakan asas-asas dari tindakan dan perbuatan manusia, serta system nilai apa yang terkandung di dalamnya.

Etika khusus dibagi menjadi dua yaitu etika individual dan etika sosial. Etika indvidual membahas kewajiban manusia terhadap dirinya sendiri dan dengan kepercayaan agama yang dianutnya serta panggilan nuraninya, kewajibannya dan tanggungjawabnya terhadap Tuhannya. Etika sosial di lain hal membahas kewajiban serta norma-norma social yang seharusnya dipatuhi dalam hubungan sesama manusia, masyarakat, bangsa dan negara.

Etika sosial meliputi cabang-cabang etika yang lebih khusus lagi seperti etika keluarga, etika profesi, etika bisnis, etika lingkungan, etika pendidikan, etika kedokteran, etika jurnalistik, etika seksual dan etika politik. Etika politik sebagai cabang dari etika sosial dengan demikian membahas kewajiban dan norma-norma dalam kehidupan politik, yaitu bagaimana seseorang dalam suatu masyarakat kenegaraan ( yang menganut system politik tertentu) berhubungan secara politik dengan orang atau kelompok masyarakat lain. Dalam melaksanakan hubungan politik itu seseorang harus mengetahui dan memahami norma-norma dan kewajiban-kewajiban yang harus dipatuhi.

Seperti cabang-cabang etika lain, etika politik meletakkan dasar fundamental manusia sebagai manusia, yaitu bahwa manusia pada hakikatnya itu merupakan individu dan anggota sosial sekaligus, merupakan pribadi merdeka dan makhluk Tuhan sekaligus. Manusia pada hakikatnya merupakan makhluk yang beradab dan berbudaya, yang tidak bisa hidup di luar adab dan budaya tertentu. Dalam etika politik, manusia dipandang sebagai subyek yang merdeka dalam dirinya sendiri dengan kepercayaan dan pandangan hidup yang dianutnya. Ukuran paling utama dalam etika politik ialah harkat dan martabat manusia.

Dengan demikian pengertian ‘politik’ yang dilekatkan kepada etika politik mengandung pengertian yang luas, bukan pengertian yang sempit seperti dibahas dalam ilmu politik.

Kata-kata politik, dari kata politics dalam bahasan Yunani, mempunyai arti khusus dalam ilmu politik. Ia dikenakan biasanya kepada anekaragam kegiatan dalam masyarakat berkenaan dengan system politik tertentu yang dianut oleh negara di mana suatu masyarakat atau bangsa itu hidup. Maka kegiatan politik selalu dihubungkan dengan kehidupan kenegaraan, pemerintahan, penentuan dan pelaksanaan kebijakan negara tentang berbagai hal menyangkut kepentingan publik, serta kegiatan-kegiatan lain dari berbagai lembaga sosial, partai politik dan organisasi keagamaan yang berkaitan langsung dengan kehidupan kemasyarakatan dan negara.

Di sini politik terutama dikaitkan dengan kegiatan yang menyangkut kepentingan publik dan tujuan-tujuan yang berhubungan dengan kehidupan publik. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa dalam ilmu politik, cakupan pengertian politik itu dibatasi pada konsep-konsep pokok yang berkaitan dengan negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making), kebijaksanaan (policy), pembagian (distribution) – misalnya distribusi kekuasaan – dan alokasi (allocation).

Tetapi dalam etika politik pengertian politik diperluas lagi, karena pokok persoalannya bukan sekadar negara, tetapi manusia secara keseluruhan sebagai makhuk individu dan sosial sekaligus, dan sebagai pribadi merdeka dan hamba Tuhan sekaligus. Dasar dari etika politik dalam memandang manusia sebagai zoon politicon (khewan berpolitik) ialah anthropologi falsafah atau anthropologi kefilsafatan.

Dalam anthropologi falsafah muncul dua aliran penting yang merupakan cikal-bakal lahirnya berbagai faham anthropologi falsafah dan kemasyarakatan. Dua paham atau aliran itu ialah invidualisme dan kolektivisme.

Individualisme merupakan cikal bakal faham liberalisme dalam politik dan kapitalisme liberal dalam ekonomi. Sedangkan kolektivisme merupakan cikal bakal daripada paham sosialisme dan komunisme. Dalam negara yang menganut paham liberalisme, setiap kehidupan masyarakat, dalam konteks bangsa dan negara, hak-hak dan kebebasan individu dijadikan dasar moral bagi kebijakan negara dalam berbagai aspek kehidupan. Yang diutamakan ialah kodrat manusia selaku individu dan pribadi merdeka, bukan manusia sebagai makhluk sosial dan sebagai makhluk Tuhan.

Sedangkan dalam dalam negara sosialis, kepentingan dan hak-hak masyarakat didahulukan. Kecuali dalam negara yang menganut paham komunis, dalam beberapa negara yang menganut paham sosialisme, hak-hak individu tidak sepenuhnya ditindas.

Dalam Islam, manusia selaku individu ditempatkan dalam konteks kebersamaan dan persaudaraan. Nilai-nilai bersama dan kebersamaan dijunjung tinggi justru untuk perkembangan individu. Pandangan Pancasila relatif sejalan dengan pandangan Islam. Tetapi dalam kehidupan yang menyangkut kepentingan bersama, khususnya di bidang social, politik dan kebudayaan, sudah selayaknya penekanan lebih ditumpukan pada kepentingan sosial di atas kepentingan individu-individu.

Tetapi dalam kenyataan manusia tidak bisa mengaktualisasikan diri kecuali dalam hubungannya dengan manusia lain atau dalam rangka kehidupan bersama dalam suatu masyarakat. Dalam kaitan inilah dikatakan sebagai “zoon politicon” atau hewan berpolitik, yaitu hewan yang punya keharusan berpolitik dalam rangka mengatur hubungannya dengan orang lain dalam berbagai bidang kehidupan, khususnya dalam bidang ekonomi, politik, perdagangan dan kemasyarakatan secara umum.

Dimensi politik dalam kehidupan manusia selaku makhluk sosial dengan demikian melekat dalam sifat kodrat manusia. Keperluannya untuk mengembangkan diri bersama dengan orang lain mendorongnya untuk membuat aturan-aturan kehidupan, norma-norma tertentu atau hukum-hukum tertentu yang dapat melindungi hak-hak moral. Untuk itu ia pun harus memenuhi kewajiban-kewajibannya sebagai tindak balas bagi hak-hak yang mesti diperoleh dan diperjuangkan.

Terbentuknya negara dengan hukum dan perlembagaannya adalah perkembangan lanjut dari hasrat manusia untuk hidup bersama dalam kehidupan yang terorganisir sedemikian rupa. Karena itu apa yang disebut dimensi politik dalam kehidupan mansia selalu berkaitan dengan kehidupan negara dan hukum. Melalui negara dan hukum manusia hidup bersama orang lain dalam tatanan yang secara normative didasarkan atas aturan-aturan dan hukum-hukum tertentu yang mesti dipatuhi. Di situ manusia sebagai individu atau anggota suatu kelompok masyarakat melakukan kegiatan-kegiatan hidupnya.

Dimensi politik memiliki dua segi: (1) Segi pengertian tentang tindakan dan perilaku politik; (2) Kehendak untuk melakukan tindakan dan kegiatan politik. Dua segi atau aspek dari dimensi politik ini senantiasa berhadapan dengan masalah moral. Manusia mengerti dan memahami tentang kejadian-kejadian yang berlangsung di sekitarnya dan mengerti pula akibat yang ditimbulkan oleh tindakan-tindakannya. Suatu akibat yang buruk dapat dihindari apabila ia memiliki kesadaran moral bahwa ia bertanggungjawab terhadap orang lain. Tetapi kesadaran saja tidak cukup. Ia harus memiliki kehendak yang kuat untuk mengaktualisasikan kesadaran moralnya.

Tetapi tidak semua manusia dapat melakukan tindakan berdasarkan pertimbangan moral dan akal pikiran. Banyak orang melakukan tindakan demi dorongan egonya semata-mata yang sering tidak masuk akal dan tidak bermoral. Untuk alasan itulah hukum diperlukan. Hukum di sini ikut berfungsi memberi pengertian lebih mendasar tentang tindakan yang baik dan buruk. Hukum berfungsi pula mengingatkan manusia akibat-akibat dari pelanggaran yang dilakukannya.

Hukum terdiri dari norma-norma bagi tindakan yang dapat dibenarkan dan tidak dapat dibenarkan. Tetapi hukum hanya bersifat normative, dan tidak dengan sendirinya menjamin masyarakat mentaatinya. Oleh karena itu yang secara efektif menentukan perilaku dan tindakan masyarakat ialah lembaga yag mempunyai kekuasaan untuk memaksakan kehendaknya, dan lembaga itu adalah negara. Hukum tanpa kekuasaan negara adalah sesuatu yang tidak bermakna, sebab hukum hanya bisa dilaksanakan dalam konteks kekuasaan negara atau lembaga hukum yang diberi wewenang oleh negara. Sebaliknya negara tidak bias berbuat apa-apa tanpa landasan hukum yang jelas dan disepakati bersama. Negara seperti halnya hukum memerlukan legitimasi. Legitimasi itu ada di tangan rakyat.

Etika politik membicarakan masalah-masalah yang berkaitan dengan obyek formal etika, yaitu tinjauan kehidupan politik berdasarkan prinsip-prinsip dasar etika. Obyek materialnya meliputi legitimasi negara, hukum, kekuasaan dan penilaian kritis terhadap legitimasi-legitimasi tersebut. Pancasila sebagai etika politik didasarkan atas sila-sila yang terkandung di dalamnya, yang nilai-nilainya telah dijelaskan.

Dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara, Pancasila sebagai etika politik menuntut agar kekuasaan dalam negara dijalankan sesuai dengan: (1); Asas legalitas atau legitimasi hukum, yaitu dijalankan sesuai dengan hukum yang berlaku dalam negara RI yang berdasarkan Pancasila; (2) Disahkan dan dijalankan secara demokkratis; (3) Dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip moral atau tidak bertentangan dengan moral. Muhammad Hatta mengatakan bahwa negara harus berdasarkan moral Ketuhanan dan moral kemanusiaan agar tidak terjerumus menjadi “negara kekuasaan” (machtsstaats).















Persatuan, Nasionalisme dan Sistem Ekonomi

Nasionalisme lahir pada permulaan abad ke-20 sebagai reaksi atau perlawanan terhadap kolonialisme Eropa/Belanda. Dalam kolonialisme terkandung tiga hal: (1) Politik dominasi dan hegemoni; (2) Eksploitasi ekonomi; (3) Penetrasi budaya. Karena itu nasionalisme mengandung tiga aspek penting:

1.Aspek politik. Nasionalisme bertujuan menghilangkan

dominasi politik bangsa asing dan menggantikannya dengan sistem pemerintahan yang berkedaulatan rakyat (lihat pidato-pidato Bung Karno, Hatta, dan pemimpin yang lain seperti Ruslan Abdulgani).

2. Aspek sosial ekonomi. Nasionalisme muncul untuk meng –

hentikan eksploitasi ekonomi asing dan membangun masyarakat baru yang bebas dari kemelaratan dan kesengsaraan.

3. Aspek budaya. Nasionalisme bertujuan menghidupkan kembali kepribadian bangsa yang harus diselaraskan dengan perubahan zaman. Ia tidak menolak pengaruh kebudayaan luar, tetapi dengan menyesuaikannya dengan pandangan hidup, sistem nilai dan gambaran dunia (worldview, Weltanschauung) bangsa . Juga tidak dimaksudkan untuk mengingkari kebhinnekaan yang telah sedia ada sebagai realitas sosial budaya dan realitas anthropologis bangsa .

Ketiga aspek tersebut tidak dapat dipisahkan dalam konteks nasionalisme Indonsia (pidato Ruslan Abdulgani dalam Sidang Konstituante 1957). Pandangan ini merujuk pada pidato Bung Karno (7 Mei 1953) di Universitas Indonesia, yang intinya ialah: Pertama, nasionalisme Indonesia bukan nasionalisme semit (chauvinism) tetapi nasionalisme yang mencerminkan perikemanusiaan (humanisme, internasionalisme); Kedua, kemerdekaan Indonesia tidak hanya bertujuan untuk menjadikan negara yang berdaulat secara politik dan ekonomi, tetapi juga mengembangkan kepribadian sendiri atau kebudayaan yang berpijak pada sistem nilai dan pandangan hidup bangsa Indonesia sendiri yang ‘bhinneka tunggal ika’. Budaya dan agama yang dianut bangsa merupakan sumber rujukan bagi terciptanya kepribadian bangsa .

Dalam pidatonya itu Bung Karno mengatakan bahwa nasionalisme Indonesia tampil dalam sejarahnya didorong oleh tiga faktor, yaitu “economische uitbuilding” (eksploitasi ekonomi yang dilakukan kolonialisme Belanda), “political frustratioen” (kekecewaan politik disebabkan dominasi kekuasaan asing, yaitu kolonial Belanda) dan “ hilangnya kebudayaan yang berkepribadian” disebabkan oleh sistem pendidikan dan tiadanya hak-hak budaya bagi masyarakat Indonesia untuk melindungi dan mengembangkan kebudayaannya. Yang pertama, menghendaki sistem ekonomi terpimpin sebagai tandingan ekonomi kapitalis yang menimbulkan “lexploitation de l’homme par l‘homme” (penindasan manusia atas manusia). Sedangkan kekecewaan politik menghendaki sistem pemerintahan yang didasarkan atas kedaulatan rakyat (demokrasi) dan bebas dari dominasi asing.

Harus ditambahkan di sini bahwa disebabkan oleh perjalanannya itu maka komponen yang membentuk gerakan kebangsaan di juga berbeda dengan komponen nasionalisme Eropa dan Amerika. Selain komponen agama dan kemajemukan etnik serta budaya, dalam nasionalisme terdapat komponen seperti Marxisme dan sosialisme, melengkapi komponen humanisme dan sejenisnya.


Nation dan Unsur-unsurnya

Ahli sejarah terkemuka Sartono Kartodirdjo mengemukakan bahwa yang disebut “nation” dalam konteks nasionalisme Indonesia ialah suatu konsep yang dialamatkan pada suatu suatu komunitas sebagai kesatuan kehidupan bersama, yang mencakup berbagai unsur yang berbeda dalam aspek etnis, kelas atau golongan sosial, sistem kepercayaan, kebudayaan, bahasa dan lain-lain sebagainya. Kesemuanya terintegrasikan dalam perkembangan sejarah sebagai kesatuan sistem politik berdasarkan solidaritas yang ditopang oleh kemauan politik bersama” (dalam “Nasionalisme, Lampau dan Kini” Seminar Tentang Nasionalisme 1983 di Yogyakarta).

Pengertian yang diberikan Sartono Kartodirdjo didasarkan pada perkembangan sejarah bangsa dan realitas sosial budayanya, serta berdasarkan berbagai pernyataan politik pemimpin sebelum kemerdekaan, seperti manifesto Perhimpunan dan Sumpah Pemuda 1928. Unsur-unsur nasionalisme mencakup hal-hal seperti berikut:

1. Kesatuan (unity) yang mentransformasikan hal-hal yang bhinneka menjadi seragam sebagai konsekwensi dari proses integrasi. Tetapi persatuan dan kesatuan tidak boleh disamakan dengan penyeragaman dan keseragaman.

2. Kebebasan (liberty) yang merupakan keniscayaan bagi negeri-negeri yang terjajah agar bebas dari dominasi asing secara politik dan eksploitasi ekonomi serta terbebas pula dari kebijakan yang menyebabkan hancurnya kebudayaan yang berkepribadian.

3. Kesamaan (equality) yang merupakan bagian implisit dari masyarakat demokratis dan merupakan sesuatu yang berlawanan dengan politik kolonial yang diskriminatif dan otoriter.

4. Kepribadian (identity) yang lenyap disebabkan ditiadakan dan dimarginalkan secara sistematis oleh pemerintah kolonial Belanda.

5. Pencapaian-pencapaian dalam sejarah yang memberikan inspirasi dan kebanggaan bagi suatu bangsa sehingga bangkit semangatnya untuk berjuang menegakkan kembali harga diri dan martabatnya di tengah bangsa-bangsa lain di dunia.




Catatan:
Persoalan mengenai hubungan nasionalisme dan agama (baca hubungan negara dan agama), khususnya Islam, mencuat ke permukaan pada awal tahun 1950an, setelah kembali menjadi Negara Kesatuan. Dalam pidatonya di Amuntai, Kalimantan Selaan 27 Januari 1953, Presiden Sukarno menyampaikan pernyataan yang mengejutkan. Ia menolak negara berdasarkan Islam, sebab jika negara RI didasarkan pada Islam maka beberapa wilayah akan melepaskan diri dari RI. Reaksi berdatangan dari beberapa partai dan ormas Islam (lihat Endang Saifuddin Anshari Piagam Jakarta. Hal. 68 – 90).

Perdebatan ini menjadi sengit dalam Sidang Konstituante 1955 –1959, terhenti dengan diumumkannya Dektrit Presiden 5 Juli 1959 dan pembubaran Konstituante. Penafsiran atas Pancasila menjadi monopoli penguasa sampai berakhirnya Orde Baru 1998.



Ekonomi Terpimpin

Istilah ‘ekonomi terpimpin’ dikemukakan oleh Bung Hatta. Ia merupakan konsekwensi dari nasionalisme yang timbul sebagai perlawanan menentang kolonialisme dan imperialisme. Dalam menancapkan kekuasaannya pemerintah kolonial Belanda menggunakan sistem kapitalisme perdagangan yang eksploitatif dan menjadikan sebagai perkebunan raksasa. Dengan itu rakyat dieksplotasi sebagai buruh perkebunan dengan gaji rendah, sedangkan pemerintah Belanda memperoleh keuntungan yang besar.

Menurut Bung Hatta ekonomi terpimpin adalah lawan dari ekonomi liberal yang melahirkan sistem kapitalisme. Semboyannya ialah ‘laissez faire’ (‘Biarkan saja’), artinya biarkan pasar bertindak bebas dalam membangun kehidupan ekonomi dan perdagangan. Ekonomi liberal menghendaki pemerintah tidak campur tanganm dalam perekonomian rakyat dengan membuat peraturan-peraturan ketat (regulasi) yang membatasi gerak bebas pasar.

Ekonomi terpimpin adalah sebaliknya. Pemerintah harus aktif bertindak dan memberlakukan peraturan terhadap perkembanan ekonomi dalam masyarakat agar rakyat tidak dieksploitasi, harga tidak dipermainkan dan dengan demikian tercapai keadilan sosial. Alasan mengapa ekonomi terpimpin dipandang sesuai dengan cita-cita nasionalisme ialah: Karena membiarkan perekonomian berjalan menurut permainan bebas dari tenaga-tenaga masyarakat berarti membiarkan yang lemah menjadi makanan yang kuat.

Ekonomi liberal bercita-cita memberikan kemakmuran dan kemerdekaan bagi semua orang, tetapi hasilnya menimbulkan pertentangan dan kesengsaraan. Yang kaya bertambah kaya, yang miskin bertambah melarat. Sebab kebebasan atau liberalisme yang disandang oleh sistem itu dalam kenyataan hanya dimiliki ioleh segolongan kecil orang (yaitu pemilik modal atau kapital) dan kepada mereka yang segelintir itu sajalah keuntungan dan kemakmuran berpihak, bukan kepada rakyat banyak.

Tetapi dalam sistem ekonomi terpimpin itu tedapat banyak aliran. Antara lain: (1) Ekonomi terpimpin menurut ideology komunisme; (2) Ekonomi terpimpin menurut pandangan sosialisme demokrasi; (3) Ekonomi terpimpin menurut solidaroisme; (4) Ekonomi Terpimpin menurut paham Kristen Sosialis;

(5) Ekonomi Terpimpin berdasar ajaran Islam; (6) Ekonomi Terpimpin berdasarkan pandangan demokrasi sosial.

Semua aliran ekonomi terpimpin ini menentang dasar-dasar individualisme, yang meletakkan buruk baik nasib masyarakat di tangan orang-orang yang mengemudikan kehidupan dan tindakan ekonomi. Ekonomi liberal berdasarkan pada individualisme. Individu (baca kepentingan individu) didahulukan dari masyarakat. Tetapi ekonomi terpimpin mendahulukan masyarakat dari individu. Sekalipun demikian di antara paham-paham ekonomi terpimpin itu ada yang menolak kolektivisnme, karena bagi mereka kolektivisme sebenarnya hanya berlaku dalam ideologi komunisme dan sosialisme.

Tetapi terdapat persamaan pula dari sistem ekonomi terpimpin yang berbeda-beda itu, yaitu: (1) Dalam hal menentang individualisme; (2) Dalam hal pemberian tempat yang istimewa kepada pemerintah untuk mengatur dan memimpin perekonomian negara. Perbedaan antara sistem-sistem itu berkenaan dengan seberapa besar campur tangan kekuasaan publik dan bagaimana coraknya campur tangan itu dalam perekonomian individu dan masyarakat. Ideologi komunisme menghendaki campur tangan besar dan menyeluruh dari pemerintah atau negara, sehingga individu ditindas. Sistem ekonomi kpmunis bersifat totaliter, dikuasai oleh negara.

Tetapi ekonomi terpimpin yang lebih sesuai dalam konteks nasionalisme ialah ekonomi bercorak sosialis, yang berkehendak melaksanakan cita-cita demokrasi ekonomi. Dengan diimbangi demokrasi ekonomi, maka demokrasi politik akan mengurangi sifat individualismenya yang kelewat besar dan tidak sesuai dengan asas-asas kolektivisme. Dalam sistem ekonomi terpimpin bercorak sosialis, campur tangan negara terbatas dan peranan individu tidak sepenuhnya dimusnahkan, hanya saja gerak mereka dibatasi dan diatur demi melindungi kepentingan masyarakat.

Menurut Lerner dalam bukunya The Economics of Control (1919), sistem eknomi terpimpin yang bercorak sosialis menggabungkan ke dalamnya unsure-unsur ekonomi kapitalis dan ekonomi kolektif. Liberalisme dan sosialisme, menurutnya, dapat didamaikan menjadi “Welfare economics” atau ekonomi kemakmuran. Masalah utamanya ialah bagaimana cara menguasai perekonomian untuk kemakmuran penduduknya secara luas. Ini dipraktekkan di AS dan beberapa negara Eropa, termasuk Skandinavia setelah Perang Dunia I (1918) bersamaan dengan runtuhnya kapitalisme liberal sebagai akibat dari peperangan.yang kejam dan bengis.

Dalam sistem ekonomi seperti itu ada tiga hal yang harus dilaksanakan: Pertama, segala sumber perekonomian yang ada harus dikerjakan supaya semua orang memperoleh pekerjaan; kedua, melaksanakan pembagian pendapatan yang adil, agar perbedaan atau jurang besar dalam pendapatan dan kekayaan antara yang kaya dan yang miskin dikurangi; ketiga, menghapuskan monopoli dan oligapoli dalam perekonomian, sebab keduanya melahirkan eksploitasi yang melampaui batas dan pemborosan ekonomi yang besar pula.

Tujuan ekonomi terpimpin dalam bidang demokrasi, menurut Hatta, ialah mencapai kemakmuran rakyat seluruhnya, dengan tiada menghilangkan kepribadian manusia. Masyarakat didahulukan, bukan individu. Tetapi manusia sebagai individu tidaklenyap sama sekali dalam kolektivitas. Secara umum cita-cita ekonomi terpimpin ialah: (1) Terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat secara keseluruhan sehingga pengangguran dikurangi; (2) Adanya standar hidup yang baik bagi masyarakat secara keseluruhan; (3) Semakin berkurangnya ketidaksamaan ekonomi dengan memperrata kemakmuran; (4) Terciptanya keadilan sosial.







[ Back ]



-=BUKU=-

Slide Show Pict
-=NEWSFLASH=-
INFO KAJIAN

THE ROAD TO MUHAMMAD
Hari: Setiap Sabtu
Jam: 10.30 - 13.00
Tempat: ICC ( Islamic Cultural Center)
Jl. Buncit Raya Kav. 35 - Jakarta Selatan

------------------------------------------------------

KAJIAN ULUMUL QUR'AN
Hari: Setiap Kamis
Jam: 19.00 - 22.00
Tempat: Sekretariat IJABI
Jl. Puri Mutiara II No. 27B
Cilandak Barat - Jakarta Selatan

------------------------------------------------------

KAJIAN FIQH AHLULBAIT
Hari: Setiap Kamis
Jam: 15.30 - 17.30
Tempat: Sekretariat IJABI
Jl. Puri Mutiara II No. 27B
Cilandak Barat - Jakarta Selatan

------------------------------------------------------

KAJIAN PEMIKIRAN Dr. ALI SHARIATI
Hari: Setiap Rabu
Jam: 19.00 - 21.00
Tempat: Kampus STAIMI ( SekolahTinggi Agama Islam Madinatul 'Ilmi
Jl. Sawangan Raya Gg. Pakis atau Kampus Rangkapan Jaya Baru Pancoran Mas

-=ARSIP=-

* April, 2008
* March, 2008
* February, 2008
* January, 2008
* December, 2007
* November, 2007
* October, 2007
* September, 2007
* August, 2007
* July, 2007

Selasa, 24 Juni 2008

peristiwa

Tuesday, June 24 2008
Depan Serba Doeloe Peristiwa
User Login
Username Password
Lupa Password?
Belum punya account? Daftar disini
Depan
Berita
Artikel
Link Menarik
FAQ
Sejarah
Suara Alumni
Ekskul
Milis Terkait
Serba Doeloe Peristiwa Tokoh
Subdomain
Forum
Galeri Foto
Data Alumni
Friendster
Mencari Teman Lama
Donatur- Anda tertarik ingin menjadi donatur untuk membiayai aktivitas situs ini ? Untuk keterangan lebih lanjut, silahkan hubungi webmster - Untuk mengetahui siapa yang membiayai situs selama ini silahkan baca f.a.q berikut
Data Alumni Terbaru- Jamaludin Chalid Angk. 1974- kikin Angk. 1974- Sendie Angk. 1995- Vivien Angk. 1987- fauzi Angk. 1981

Tahun 89 yang kelabu



[Disclaimer]
Tulisan berikut semata-mata hanya untuk mengembalikan kenangan lama dan *BUKAN* sama sekali untuk membangkitkan amarah, dendam rekan-rekan alumni sekalian.
Dikutip dari Message Board Komunitas Alumni Angkatan 92 - 95 Tahun 89 yang kelabu ijoel [guest]
tahun 89 yang kelabu Posted 11-19-2001 08:33
-----------------------------------------------------------
Hari dan bulannya saya sudah tak ingat waktu kejadian tsb, tapi kejadian pembakaran ruang ekskul sma1 waktu itu sungguh membuat kita2 yang masih sekolah menjadi miris dan sedih. Terutama kami yang baru masuk sekitar 3 bulanan di kelas 1.
Entah ada salah dan dosa apa waktu itu, sehingga persaudaraan yang indah antara sesama anak2 boedoet baik sma dan stm, hancur seketika saat itu juga. Badai dan amarah dari mana yang menghinggapi mereka sehingga tega2nya merusak tempat kami menuntut ilmu saat itu.
Ada histeris disana sini, yang lelaki maju ke medan laga. Ada yang berdarah disana sini dan ada yang menjerit disana sini, tetapi setelah belasan taon peristiwa itu berlalu saya hanya menyimpan selembar surat perdamaian tsb.
Semoga saja peristiwa itu tidak akan terjadi lagi dimasa depan kelak, amin!!!!
surya [guest]
tundukan kepala Posted 1-21-2002 09:14
--------------------------------------------------------------------------------
kenapa di web sekeren ini, tak ada secuilpun sejarah mengenai peristiwa tsb, why?, usaha dong.........

Victim [guest]
Secuil Kenangan Posted 1-27-2002 07:24
--------------------------------------------------------------------------------
Sebetulnya kami ingin mengulas peristiwa kelabu tersebut. Namun dikarenakan kami kehilangan catatan tertulis (tanggal, jam, jumlah rekan-rekan yang terluka) tentang peristiwa tersebut dan juga ada beberapa hal yang agak sensitif yang kurang layak untuk ditulis maka kami urung membuat artikel khusus tentang peristiwa tersebut. Tapi berbekal ingatan di kepala (yang memang tidak akan pernah hilang dari ingatan), kami akan mengajak rekan-rekan untuk sekedar sedikit mengingat peristiwa tersebut.
Kami berkelas di 2 Fis 4 yang menempati ruang yang terletak di belakang Lab Biologi. Sekadar info, dulu anak-anak kalu masuk sekolah mengunakan pintu kecil di depan ruang sekret Larass. Sementara pintu gerbang utama memang jarang dibuka.
Siang itu kami yang sedang asik belajar dikagetkan dengan suara ribut anak-anak yang berlarian masuk melalui pintu gerbang yang memberitahu bahwa saat itu di depan sekolah ada beberapa anak-anak yang sedang 'ribut' dengan anak stm.
Bagi anak siang, sebetulnya kita sudah sangat biasa menghadapi serangan-serangan dari sekolah lain (SMA 10, 20 dll), karena kebetulan biasanya kita juga sebelum masuk sekolah kita dan beberapa anak kelas pagi suka 'meluangkan' waktu 5-10 menit untuk olah raga siang mencegat mereka. Tapi kali ini lawan yang sedang berusaha menyerbu masuk sekolah adalah tetangga sekolah kita sendiri yang dulunya kadang-kadang bahu membahu menghadapi serangan sekolah-sekolah musuh kami.
Perlawanan kurang dapat kami berikan karena pihak sekolah sengaja menutup pintu gerbang utama. Hal ini lebih banyak merugikan kita, karena kita tidak dapat memberikan perlawanan sama sekali.
Tiba-tiba kami yang sedang berkumpul di tengah lapangan upacara diberitahu oleh anak-anak yang berkelas di bagian atas bahwa anak-anak stm mulai menimpuki bagian samping sekolah kita (sayap kanan sekolah dulu ditempati oleh Palasi dan Pramuka sebagai sekret mereka). Mulailah kanak-anak mencari akal untuk membalas serangan tersebut. Ada 3 titik yang kami temukan yang sedikitnya bisa membalas serangan tersebut, atap ruangan Lab Biologi. Kamar mandi yag berada samping mushola dan dari lantai atas ruang kelas yang paling belakang.
Melalui samping mushola, anak-anak hanya dapat sekedar membalas timpukan, karena tidak bisa melihat posisi lawan. Tetapi dari lantai atas kelas bagian belakang kita dapat dengan leluasa melempar dan merusak genteng-genteng ruangan stm. Melalui atap lab Biologi anak-anakpun bisa dengan leluasa melempar batu ke arah gedung stm ,walaupun jaraknya lumayan jauh.
Karena kalah posisi tersebut, anak stm dapat dengan mudah mendekati gedung sekolah kita, sampai-sampai mereka dapat menaiki atap ruang kelas dekat pohon beringin. Saat itulah anak stm dengan bom molotovnya mulai membakar koridor dibelakan deretan kelas kami. Saat itu yang kami tahu ruang sekret Palasi-lah yang menjadi incaran mereka.
Di bagian depan ternyata usaha kita untuk meminta agar pintu gerbang dibuka beberapa kali berhasil, walaupun karenakan jumlah yang kalah banyak (saat itu diluar telah berkumpul gabungan anak-anak stm 5 pgri, 4 pgri yang memang bersekolah siang, dan juga kelompok-kelompok anak stm pagi yang tengah nongkrong di Lapangan Banteng, Istiqlal dan Pasar Baru) beberapa kali pula kita terpukul mundur sampai-sampai anak stm berhasil masuk ruang tata usaha.
Keesokan harinya anak-anak sudah bertekad untuk menghadapi secara frontal di jalan depan sekolah. Namun berkat kesigapan pihak keamanan yang menjaga jalan perbatasanan antara gedung SMAN 1 dan STM ,maka pertempuran fisik dapat dihindarkan. Area pertempuran beralih pada perempatan dekat Markas Armabar Gunung Sahari, saat itu musuh kami bertambah dengan bergabungnya anak-anak stm grafika dan beberapa anak stm Muhammadiah Garuda (mereka saat itu memang melakukan kerja praktek pada lokasi yang sama di kawasann industri Pulogadung).
Yang lalu biarlah berlalu dan menjadi bagian dari sejarah perjalanan SMAN 1. Semoga kejadian diatas tidak terulang kembali dimasa-masa mendatang. innocent_boy
Penyesalan..... Posted 4-28-2003 21:17
--------------------------------------------------------------------------------
Menyesal.... Itulah kata pertama yg gue slalu terbayang kalo inget kejadian itu...sampe sekarang !!! GUE CINTA BANGET SAMA SMA 1 !!! Saking cintanya, mungkin nggak ada siswa yg mau dan akan mengulangi apa yg gue lakukan dulu di SMA 1. Bayangin aja, gue dulu dijuluki " Kuncen sekolah " sama anak²,ya itu...karna gue sempet berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan tinggal di sekolahan !!baju seragam,handuk dan peralatan mandi, bahkan buku² gue ada di sekolah...ah.
Nah, seinget gue pada waktu hari naas itu..gue lagi tidur di salah satu sekret di tembok samping yg dempet sama STM 1.. Gue denger suara ribut² dan gue kebangun.Pada saat itulah tiba² gue ngeliat kaca sekret tsb pecah terkena lemparan batu. gue langsung panik, dan pas gue lari ke arah lorong depan sekret(sambil bawa batu yg tadi di lemparkan anak² STM + balok kayu), ternyata gue liat di tembok samping udah ada satu anak STM berdiri sambil membawa kayu besar dan berusaha utk memecahkan ganteng sekret. akhirnya gue memutuskan utk melempar anak tsb dg batu yg gue bawa (kena pa nggak gue lupa).setelah anak tsb loncat (ke arah stm1)karna kaget,gue mutusin utk ikut melempar batu ke arah anak² STM yg berada di depan STM 1...sendirian !! pada saat itu, gue liat ada satu siswa SMA 1 yg lari ngebantu gue.karna gue cuma berdua dan nggak ada stok batu, maka gue mutusin tuk kabur lewat pintu kecil ke arah dalem sekolah !! gue ambil balok gue dan mengganjal pintu samping dari dalem.. Pada saat itu gue berteriak² sepanjang koridor memberitahu mereka yg masih di dalam kelas utk segera keluar karna sekolah telah diserang.
Sementara gue lari, gue ngeliat di gedung tingkat 2 dan 3, anak² disana telah memberikan perlawanan dengan mematahkan meja,bangku dan peralatan laennya yg bisa digunakan utk melempar gedung STM. gue mutusin utk memberi perlawanan lewat samping musholla walau hanya sebentar, karna percuma..lawan nggak keliatan sama sekali !!
Nah,akhirnya gue mutusin utk naek ke lantai 2 utk memberikan perlawanan dari sana. Kurang puas di lantai 2, gue naek lagi ke lantai 3 utk mensupport "senjata" berupa kayu dan batu² kepada anak² yg pada saat itu sudah ada yg berada di lantai 4 dengan melewati sebuah lubang di plafon yg ada di depan tangga naik!!! (mereka menumpuk 2 meja dan bangku di bawahnya) pada saat itulah gue ngeliat seorang anak STM yg naek ke genteng sekolah (diatas 1-9/dpn pohon beringin)..
Gue lari ke lantai dua yg pada saat itu kebetulan nggak ada orang sama sekali (heran !!) dan berhadapan muka dengan anak STM yg naek ke genteng itu! Dan tampaknya anak itu kaget kenapa tiba² di depannya muncul 1 anak SMA..( karena jarak yg begitu dekat antara pager kayu lantai 2 dengan genteng di atas 1-9 itu). Anak STM itu cepat² merogoh kantong bajunya dan mengeluarkan sebuah lambang(bedge)bergambar iwan fals sambil teriak : "damai...damai..." sementara gue dah siap utk melempar anak tsb dengan pecahan genteng.
Nah disinilah letak penyesalan gue...KENAPA NGGAK GUE LEMPAR AJA TUH ANAK PD WAKTU ITU !! Karna ternyata anak itulah yg menyiramkan minyak/bensin ke atas genteng sekret sambil tergopoh-gopoh utk turun dari genteng tsb !! ( ini gue sadari setelah turun dari lantai 2 untuk membantu perlawanan di luar sekolah dan melihat api mulai menyala !!)
Ternyata serangan bom molotov anak² STM hanya serangan SUSULAN yg menambah parah terbakarnya sekolah!!! Padahal awal api yg pertama menyala adalah karena siraman minyak/bensin anak yg naek ke genteng ditambah sulutan dari lemparan bambu/kayu² yg sudah dibakar lbh dahulu di bagian ujungnya (spt obor) !!!
Saking kesel dan sesal yg ada di hati..gue maju kedepan barisan meskipun saat itu sudah banyak aparat keamanan yg memisahkan antara anak² STM dan SMA sambil menunjuk anak² STM itu..... SIAALLLLL........!!!! Baju², buku, dan bahkan setrika baju gue ikut hangus sebagian!!! tapi yg paling parah adalah terbakarnya sekolah yg sangat gue cintai.. tempat dimana gue belajar, tempat dimana gue makan dan tempat dimana gue tidur !!!
Duhhh....peristiwa itu amat sangat kuat terekam dalam ingatan gue dan sangat memilukan hati gue...SWEAR !!!
- INNO`91 -

var content="";
//Vertical Scroller v1.2- by Brian of www.ScriptAsylum.com
//Updated for bug fixes
//Visit JavaScript Kit (http://javascriptkit.com) for script
//ENTER CONTENT TO SCROLL BELOW.
var content='Message from webmaster:Kiriman berita, artikel, foto yang berhubungan dengan dunia pendidikan pada umumnya dan serba-serbi SMU Negeri 1 Budi utomo pada khususnya ke alamat webmaster@boedoet7.org Message from webmaster:Satu lagi fasilitas tambahan pada situs kesayangan anda. Untuk lebih memudahkan mengorganisir koleksi foto-foto, kami menyediakan galeri foto. Silahkan kirimkan koleksi foto rekan-rekan alumni pada kami. Message from webmaster :Wajah baru situs bOEdOEt7.ORg, makin fresh. Semoga akan membuat rekan-rekan alumni senang berkunjung dan betah bermain-main di dalamnya [Enquiry email from SENGGONO RATRI]hi,gue alumni tahun 94,gue senang banget ada situs resmi boedoet,gue jadi ingat kenangan indah waktu di boedot,salam buat teman teman, khususnya anak 3 bio 2 ex 94,gue kangen elo semua. Message from webmaster:Kiriman berita, artikel, foto yang berhubungan dengan dunia pendidikan pada umumnya dan serba-serbi SMU Negeri 1 Budi utomo pada khususnya ke alamat webmaster@boedoet7.org Message from webmaster:Apakah anda pengurus, mantan pengurus, anggota, mantan anggota dari Palasi, Paskibra, DTS, Larass atau PMR yang masih setia mencintai almamater organisasi tersebut? Kami membuka kesempata selebar-lebarnya untuk anda yang gemar menulis untuk mengelola subdomain untuk situs organisasi ekstrakurikuler diatas. Silahkan hubungi webmaster@boedoet7.org This is an enquiry email from Ita Hasnilda :Bagaimana tentang alumni 1980 Enquiry email from adi aryanto:Saya alumnus boedoet 7 tahun 1986. Saya sedang mencari alamat Iwan Setyawan Joko Pramono alumnus boedoet 7 tahun 1986 juga _3 sos 2 atau 3 sos 1_. Barang kali ada yang tahu alamatnya Iwan. Bp Rainal Rais sedang mencari informasi tamatan tahun 1962 khususnya bagian C Tahukan anda bahwa pemakai email dengan domain boedoet7.org per awal Juli 2003 telah mencapai lebih dari 270 user Kiriman berita dari Dessy Sagitaningsih; Hai, gw alumni boedoet lulusan 96, gw pengen tau kabar anak" yang bareng gw khususnya kls 3 Bio .. Tolong bilangin P-Ujang Suherman, sori bukunya belum sempet dikembalikan krn cuti kemaren gak sempet ke boedoet, mungkin cuti berikutnya or klo ada kesempatan pulang. Sekali lagi mohon maaf buat P-Ujang Suherman! Email dari Tun Tedja Nanta Setia :Buat adik2 yg membuat situs ini tingkatkan hubungan silaturahmi alumni. Saya Angkatan 71 tahun lulus 73. Bila ada yg mengenal saya atau mempunyai informasi teman2 seangkatan khususnya kelas 3 PP2 hubungi 081531334xx atau e-mail nanta_setia@yahoo.com Segenap pengelola website bOEdOEt7.ORg mengucapkan selamat Idul Fitri 1 Syawal 1424H. Mohon maaf lahir dan batin atas segala kesalahan dan kehilafan kami. Message from M. Husni. Hallo, Saya alumni Boedoet angkatan 1962. Saya sangat sebang dan terharu sekali dengan adanya situs ini. Saya masih mempunyai foto-foto guru dan kegiatan siswa di Boedoet tahun 1960-an. Bila memungkinkan kapan-kapan akan saya kirimkan. Sekali lagi selamat dan sukses. Message From Lendra Muljo:wow,sudah lama ngga denger kabar boedoet.saya lulusan tahun 88 and i live in Toronto since then.iam going back to jakarta for a month this may.i wish i could meet all my friends again especially abenk,icank,irma,and all my good friends....let get together..! [Email from Vicky Mundiahi]hi..Nama saya Vicky Mundiahi, saya teman kuliah Andrew Takumansang di Unklab Manado. Andrew adalah tamatan SMUN 1 tahun 1998. Saat ini saya berada jauh dari teman2 yang lain dan kalaupun ada hubungan baik email dan surat pos mereka tidak mengetahui keberadaan Andrew Cyril Takumansang. Dengan itu saya memohon kepada webmaster Boedoet7.org untuk mereply email saya dengan email teman saya Andrew Takumansang. [Webmaster]: Ada rekan-rekan yang bisa bantu? Mesage from:bije baldev singhhi anak ipa 2 angkatan 2002, teman teman kemana kalian semua, apa ngak bisa internet, makanya ngak ada yang nongol, kemana kalaian semua [Salam dari Tionos Hoetomo]: Pro SMA 1 Budi utomo;saya kenal teman teman saya mungkin pada angkatan 1985-1986 dan saya kebetulan pernah kenal dengan Temans dari PALASI apakah mereka masih ada dan bagaimana Generasi berikutnya. Mhn kabar Salam semua untuk Keluarga SMA 1 Budi Utomo. Canberra, 4 September 2006 ';
var boxheight=150; // BACKGROUND BOX HEIGHT IN PIXELS.
var boxwidth=100; // BACKGROUND BOX WIDTH IN PIXELS.
var boxcolor="#EFF3FF";
var speed=75; // SPEED OF SCROLL IN MILLISECONDS (1 SECOND=1000 MILLISECONDS)..
var pixelstep=2; // PIXELS "STEPS" PER REPITITION.
var godown=false; // TOP TO BOTTOM=TRUE , BOTTOM TO TOP=FALSE
// DO NOT EDIT BEYOND THIS POINT
var outer,inner,elementheight,ref,refX,refY;
var w3c=(document.getElementById)?true:false;
var ns4=(document.layers)?true:false;
var ie4=(document.all && !w3c)?true:false;
var ie5=(document.all && w3c)?true:false;
var ns6=(w3c && navigator.appName.indexOf("Netscape")>=0)?true:false;
var txt='';
if(ns4){
txt+='';
txt+='';
txt+=''
txt+='';
txt+=''+content+'';
txt+='';
}else{
txt+='';
txt+='';
txt+=''+content+'';
txt+='';
}
document.write(txt);
function getElHeight(el){
if(ns4)return (el.document.height)? el.document.height : el.clip.bottom-el.clip.top;
else if(ie4ie5)return (el.style.height)? el.style.height : el.clientHeight;
else return (el.style.height)? parseInt(el.style.height):parseInt(el.offsetHeight);
}
function getPageLeft(el){
var x;
if(ns4)return el.pageX;
if(ie4w3c){
x = 0;
while(el.offsetParent!=null){
x+=el.offsetLeft;
el=el.offsetParent;
}
x+=el.offsetLeft;
return x;
}}
function getPageTop(el){
var y;
if(ns4)return el.pageY;
if(ie4w3c){
y=0;
while(el.offsetParent!=null){
y+=el.offsetTop;
el=el.offsetParent;
}
y+=el.offsetTop;
return y;
}}
function scrollbox(){
if(ns4){
inner.top+=(godown)? pixelstep: -pixelstep;
if(godown){
if(inner.top>boxheight)inner.top=-elementheight;
}else{
if(inner.topboxheight)inner.style.top=-elementheight+'px';
}else{
if(parseInt(inner.style.top)
Message from webmaster:Kiriman berita, artikel, foto yang berhubungan dengan dunia pendidikan pada umumnya dan serba-serbi SMU Negeri 1 Budi utomo pada khususnya ke alamat webmaster@boedoet7.org Message from webmaster:Satu lagi fasilitas tambahan pada situs kesayangan anda. Untuk lebih memudahkan mengorganisir koleksi foto-foto, kami menyediakan galeri foto. Silahkan kirimkan koleksi foto rekan-rekan alumni pada kami.
Message from webmaster :Wajah baru situs bOEdOEt7.ORg, makin fresh. Semoga akan membuat rekan-rekan alumni senang berkunjung dan betah bermain-main di dalamnya
[Enquiry email from SENGGONO RATRI]hi,gue alumni tahun 94,gue senang banget ada situs resmi boedoet,gue jadi ingat kenangan indah waktu di boedot,salam buat teman teman, khususnya anak 3 bio 2 ex 94,gue kangen elo semua.
Message from webmaster:Kiriman berita, artikel, foto yang berhubungan dengan dunia pendidikan pada umumnya dan serba-serbi SMU Negeri 1 Budi utomo pada khususnya ke alamat webmaster@boedoet7.org
Message from webmaster:Apakah anda pengurus, mantan pengurus, anggota, mantan anggota dari Palasi, Paskibra, DTS, Larass atau PMR yang masih setia mencintai almamater organisasi tersebut? Kami membuka kesempata selebar-lebarnya untuk anda yang gemar menulis untuk mengelola subdomain untuk situs organisasi ekstrakurikuler diatas. Silahkan hubungi webmaster@boedoet7.org
This is an enquiry email from Ita Hasnilda :Bagaimana tentang alumni 1980
Enquiry email from adi aryanto:Saya alumnus boedoet 7 tahun 1986. Saya sedang mencari alamat Iwan Setyawan Joko Pramono alumnus boedoet 7 tahun 1986 juga _3 sos 2 atau 3 sos 1_. Barang kali ada yang tahu alamatnya Iwan.
Bp Rainal Rais sedang mencari informasi tamatan tahun 1962 khususnya bagian C
Tahukan anda bahwa pemakai email dengan domain boedoet7.org per awal Juli 2003 telah mencapai lebih dari 270 user
Kiriman berita dari Dessy Sagitaningsih; Hai, gw alumni boedoet lulusan 96, gw pengen tau kabar anak" yang bareng gw khususnya kls 3 Bio ..
Tolong bilangin P-Ujang Suherman, sori bukunya belum sempet dikembalikan krn cuti kemaren gak sempet ke boedoet, mungkin cuti berikutnya or klo ada kesempatan pulang. Sekali lagi mohon maaf buat P-Ujang Suherman!
Email dari Tun Tedja Nanta Setia :Buat adik2 yg membuat situs ini tingkatkan hubungan silaturahmi alumni. Saya Angkatan 71 tahun lulus 73. Bila ada yg mengenal saya atau mempunyai informasi teman2 seangkatan khususnya kelas 3 PP2 hubungi 081531334xx atau e-mail nanta_setia@yahoo.com
Segenap pengelola website bOEdOEt7.ORg mengucapkan selamat Idul Fitri 1 Syawal 1424H. Mohon maaf lahir dan batin atas segala kesalahan dan kehilafan kami.
Message from M. Husni. Hallo, Saya alumni Boedoet angkatan 1962. Saya sangat sebang dan terharu sekali dengan adanya situs ini. Saya masih mempunyai foto-foto guru dan kegiatan siswa di Boedoet tahun 1960-an. Bila memungkinkan kapan-kapan akan saya kirimkan. Sekali lagi selamat dan sukses.
Message From Lendra Muljo:wow,sudah lama ngga denger kabar boedoet.saya lulusan tahun 88 and i live in Toronto since then.iam going back to jakarta for a month this may.i wish i could meet all my friends again especially abenk,icank,irma,and all my good friends....let get together..!
[Email from Vicky Mundiahi]hi..Nama saya Vicky Mundiahi, saya teman kuliah Andrew Takumansang di Unklab Manado. Andrew adalah tamatan SMUN 1 tahun 1998. Saat ini saya berada jauh dari teman2 yang lain dan kalaupun ada hubungan baik email dan surat pos mereka tidak mengetahui keberadaan Andrew Cyril Takumansang. Dengan itu saya memohon kepada webmaster Boedoet7.org untuk mereply email saya dengan email teman saya Andrew Takumansang. [Webmaster]: Ada rekan-rekan yang bisa bantu?
Mesage from:bije baldev singhhi anak ipa 2 angkatan 2002, teman teman kemana kalian semua, apa ngak bisa internet, makanya ngak ada yang nongol, kemana kalaian semua
[Salam dari Tionos Hoetomo]: Pro SMA 1 Budi utomo;saya kenal teman teman saya mungkin pada angkatan 1985-1986 dan saya kebetulan pernah kenal dengan Temans dari PALASI apakah mereka masih ada dan bagaimana Generasi berikutnya. Mhn kabar Salam semua untuk Keluarga SMA 1 Budi Utomo. Canberra, 4 September 2006
Cek E-Mail
Email Login PasswordNew UsersDaftar Disini!Lupa Password
Artikel Terbaru-Boedoet - Sepercik Ingatan -A letter from our friend in Palu -Seberapa Tajam Ingatan Anda Tentang Nama-nama Teman Seangkatan -ada KARATEKA di BOEDOET -Situs bOEdOet7.ORg pun 'Care' terhadap Bumi Tercinta Ini
Berita Terbaru-Pengajian Boedoet '84 -Pertandingan Persahabatan Futsal Angkatan '91 vs '89 -Happy B'day -Banjir Itu Mampir Juga di Boedoet -Berita Duka dari Angk 87
Statistik SitusOS : MSDOS 3.3PHP : 0.0.2aSQL : Dbase IIIMember : 1445Hits : Dun careBerita : 78Artikel : 20
Isi Bagian Lain Terbaru Foto Galeri : Turnamen Futsal 2008Mencari Teman Lama : Misluna Lulu angk 91
Semua merek, logo, dan nama perusahaan adalah milik terdaftar dari yang bersangkutan. Semua bentuk opini yang ada pada artikel dan berita merupakan opini pribadi dari penulis yang bersangkutan bukan dari bOEdOEt7.ORg. Best viewed with hati yang bersih, jauh dari rasa iri dan dengki,serta komputer lengkap dengan sebuah monitor.

tugas filsafat pengantar pendidikan

Dasar Filosofi
Perennealisim
Realis
Essentialism
Idealis, Realis
Progressivism
Pragmatis
Reconstructivism
Pragmatis
Tujuan
Mengembangkan kekhususan makhluk manusia yang unik, yaitu kemampuan berpikir.
Meningkatkan kemapuan berpikir yang berkaitan dengan hal-hal esensial / mendasar yang seharusnya manusia tahu, untuk kelangsungan hidupnya.
Mengembangkan teori teri pendidikan yang mendasarkan diri pada salah satu prinsip: anak harus bebas untuk dapat berkembang secara wajar.
Membangun masyarakat baru yang pantas dan adil.
Pengetahuan
Cenderung menekankan seni dan sains dengan dimensi perennial yang bersifat integral dengan sejarah manusia.
Yakin pada pengetahuan untuk kepentingan pengetahuan itu sendiri ; Mengkritik progresivisme karena merusak standar-standar intelektual dan moral diantara kaum muda.
Pengetahuan yang benar dimasa kini mungkin tidak benar dimasa mendatang.
Pendidikan perlu berfikir tentag tujuaj jangka panjang dan jangka pendek, untuk itu pendekatan utopia pun menjadi penting guna menstimuli pemikiran tentang dunia masa depam yang perlu diciptakan.
Nilai
Mengenal kebenaran abadi dan universal.
Disiplin mental diperlukan untuk mengkaji informasi mendasar tentang dunia yang didiami serta tertarik pada kemajuan masyarakat teknis.
Aliran ini menentang pendidikan tradisional; Pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru atau bidang muatan.
Pesimis terhadap pendekatan akademis, tetapi lebih fokus pada penciptaan agen perubahan melalui partisipasi langsung dalam unsur-unsur kehidupan.
Materi kurikulum
Kurikulum bersifat wajib dan berlaku umum, yang harus mencakup: Bahasa, Matematika, Logika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Sejarah.
Mulai timbul pemisah antara pelajaran-pelajara teoritik yang memerdekakan akal dengan pelajaran-pelajaran praktek.
Guru sebagai pemimpin dalam metode proyek yang nenberi peranan kepada murid cukup besar dalam proses pendidikan
Promosi pemakaian problem solving tetapi tidak harus dirangkaikan dengan penyelesaian problema social yang signifikan.
Metode
Membimbing individu kepada kebenaran utama
Menitikberatkan penerapan prinsip idealisme/ realisme,fisafat idealisme memberikan dasar tinjauan filosofis bagi materi pelajaran sejarah, sedangkan IPA berdasarkan tinjauan yang realistik.
Bercorak student-centered, pendidik adalah motivator dalam iklim demokratis dan menyenagkan.
Pendidikan berdasar fakta bahwa belajar terbaik bagi manusia adalah terjadi dalam aktivitas hidup yang nyata bersama seseamanya Learn by doing (belajar sambil bertindak)
Para Pemikir Besar/ Ahli
Robert Maynard Hutchins, Ortimer Adler.
William C.Bagley, Yhomas Briggs, Frederick Breed, dan Isac L. Kandell.
George Axtelle, William D. Stanley, Ernest Bayley
Caroline Pratt, George Count, Harold Hugg
Posted by athika at 11:48 PM 0 comments

peristiwa aneh dalam dunia pendidikan



Senin, 23 April 2007
N A S I O N A L
No. 5581


Halaman Utama
Tajuk Rencana
Nasional
Ekonomi
Uang & Efek
Jabotabek
Nusantara
Luar Negeri
Olah Raga
Iptek
Hiburan
Feature
Mandiri
Ritel
Hobi
Wisata
Eureka
Kesehatan
Cafe & Resto
Hotel & Resor
Asuransi
Otomotif
Properti
Budaya
CEO
Opini
Foto
Karikatur
Komentar Anda
Tentang SH

Laporan Khusus
Mencuri untuk Mengejar Prestasi
OlehChusnun Hadi SURABAYA–Dua peristiwa besar mencoreng “kesakralan” Ujian Nasional (UN) tingkat SMA/SMK di Jawa Timur yang digelar pemerintah. Di SMA Negeri (SMAN) 2 Tanggul, Kabupaten Jember, UN berakhir ricuh. Puluhan siswa melakukan perusakan sekolah dan menyerang beberapa guru pengawas. Di Kabupaten Ngawi, justru sang guru yang semestinya “digugu dan ditiru” malah melakukan sebaliknya. Kepala SMK PGRI 4 dibantu Kabag TU dan dua guru di sekolah tersebut berusaha mencuri soal UN.Kericuhan yang terjadi di SMAN 2 Tanggul terjadi setelah para siswa menyelesaikan UN hari ketiga dengan mata uji Bahasa Inggris, Kamis (19/4). Dalam sistem pengawasan silang, dari 281 siswa SMAN 2 Tanggul yang terbagi dalam 15 ruang kelas, dijaga 32 orang pengawas dari guru SMAN 1 Tanggul dan guru SMA PGRI Tanggul. Entah mengapa, saat itu puluhan siswa menumpahkan amarahnya pada guru pengawas yang berasal dari SMAN 1 Tanggul.Peristiwa ini terjadi bukan tanpa pemicu. Para siswa menilai pengawas yang menjaga ruang IPS 10 terlalu overacting, khususnya Sri Handayani, guru SMAN 1 Tanggul. Entah sudah direncanakan atau tidak, tiba-tiba setelah UN selesai, para siswa memukul dan melempari kaca kelas dengan membabi buta.Sri Handayani yang saat itu berusaha menyelamatkan diri dan lari ke uang pengawas, diadang para siswa. Dari keterangan Sri Handayani, dirinya ditimpuk, dipukul dan ditendang para siswa. Harga diri seorang guru yang seharusnya “digugu dan ditiru” (diindahkan dan diteladani) saat itu seakan sudah tidak dihormati lagi.Tidak hanya Sri Handayani, beberapa guru dari SMAN 1 Tanggul yang saat itu bertugas menjadi pengawas di sekolah tersebut juga bernasib sama. Saat puluhan aparat kepolisian mengamanakan lokasi kejadian, para siswa bahkan bergeming. Akhirnya pihak kepolisian terpaksa mengevakuasi para guru tersebut dengan mobil patroli.“Dia terlalu overacting. Kita menoleh sedikit saja sudah diperingatkan. Saat waktu ujian masih tersisa lima menit, dia sudah berusaha menarik lembar jawaban. Jelas tindakan itu merusak konsentrasi,” kata Agus Dwi, siswa kelas III IPS 2.Sebaliknya, Sri Handayani tidak mau disalahkan. Ia mengelak tuduhan tersebut. “Saya menjalankan pengawasan sesuai dengan prosedur dan aturan, tetapi mereka (para siswa) menganggap saya berlebihan,” kata Sri Handayani.Ketatnya pengawasan ini, katanya, tak belerbihan. Tindakan ketat dilakukan setelah salah seorang guru pengawas menemukan beberapa contekan jawaban ujian yang dicoretkan dengan spidol di dinding toilet siswa SMA Negeri 2 Tanggul. Contekan itu ditemukan setelah ada kecurigaan karena banyaknya siswa yang minta izin ke toilet.Atas hal ini, Kepala SMAN 2 Tanggul Drs H Imam Ma’sum MPsi menyerahkan sepenuhnya kasus ini ke pihak kepolisian. Tetapi ia mengaku selama ini para siswa yang diduga melakukan perusakan sekolah dan pemukulan terhadap guru pengawas adalah siswa yang sehari-harinya berperilaku baik.Mencuri SoalSementara itu, Polres Ngawi akhirnya menahan empat tersangka dalam kasus pencurian soal UN. Keempat tersangka itu adalah Kepala SMK PGRI 4 Makmun Effendi, Susi (Kepala Bagian Tata Usaha SMK PGRI 4 merangkap sebagai guru), Bambang Sugeng dan Agus (guru SMK PGRI 4).Mereka merupakan tim yang bertugas mengambil dan mengantarkan bundel soal UN. Dalam pemeriksaan, mereka terbukti membantu, bekerja sama, dan terlibat dalam upaya pencurian soal UN tersebut. Saat kejadian berlangsung, Bambang Sugeng bertugas sebagai sopir. Kedua guru lainnya, yakni Agus dan Susi, bertugas menemani Kepala Sekolah mengambil soal.Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ngawi juga bertindak tegas. Sejak Jumat (20/4), Makmun Effendi dinonaktifkan dari jabatan kepala sekolah. Ia bahkan terancam dipecat jika dalam pemeriksaan pihak kepolisian nanti menyimpulkan bahwa ia benar-benar bersalah. “Kasusnya sedang ditangani pihak kepolisian. Sanksinya nanti sesuai dengan kadar kesalahannya, seperti pemotongan gaji, penurunan jabatan, hingga pemecatan,” kata Bupati Ngawi dr Harsono.Status Makmun Effendi saat ini adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diperbantukan di sekolah swasta. Awalnya, dia sebagai guru pada pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) SMK PGRI 4 Ngawi.Hasil dialog antara Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ngawi, Abdullah Zaini, dengan Makmun Effendi terkait dengan kasus pencurian soal UN tersebut, menyimpulkan bahwa perbuatan yang dilakukan tersebut didorong oleh keinginan Makmun untuk meluluskan semua siswanya pada UN kali ini. Ihwalnya, pada UN tahun sebelumnya, sekitar 10 persen siswa di SMK PGRI 4 Ngawi tidak lulus UN.Untunglah, polisi berhasil menemukan naskah soal yang dicuri tersebut dalam keadaan masih tersegel. Artinya, soal tersebut masih belum sampai menyebar. Jika ditemukan terbuka, dipastikan soal tersebut bocor, dan UN bisa diulang.Orientasi Lulus UNPeristiwa negatif yang terjadi menyertai UN tingkat SMA/SMK di Jawa Timur tahun ini akibat dari sikap yang sangat berlebihan pada UN. Penciptaan UN sebagai penentu kelulusan siswa, membuat orientasi sekolah maupun siswa adalah bagaimana bisa lulus UN.“UN diposisikan sebagai penentu kelulusan. Akibatnya, sekolah, guru, maupun siswa seakan diposisikan menghadapi suatu perang yang besar, sehingga saat itu kondisinya sangat tegang dan stres yang luar biasa,” kata Daniel A Rasyid, Ketua Dewan Pendidikan Jawa Timur kepada SH.Ia mencontohkan, peristiwa pencurian soal UN oleh oknum kepala sekolah di Ngawi, menunjukkan dia menginginkan siswanya bisa lulus semua. Apalagi, sebelum UN berlangsung Kepala Dinas P dan K Jatim, Dr Rasiyo, menargetkan 97 persen siswa SMA/SMK di Jatim lulus UN. “Target itu akhirnya diterjemahkan oleh pihak sekolah, bagaimana agar siswanya lulus, meski dengan cara-cara yang kurang mendidik,” ungkap Daniel yang juga staf pengajar di Institut Teknologi 10 Nopember Surabaya (ITS).Tentang peristiwa perusakan sekolah dan pemukulan guru pengawas di Jember, tambah Daniel, tidak lepas dari ketegangan para siswa karena suasana ujian diciptakan sangat mencekam. “Para siswa seakan dihadapkan pada peristiwa yang mencekam, baik saat menjelang UN maupun saat UN berlangsung,” jelasnya.Suasana mencekam yang dimaksud oleh Daniel, di antaranya adalah penjagaan oleh pengawas independen dan polisi. Seakan-akan komponen di sekolah tidak dipercaya lagi soal kejujuran dan tanggung jawab. “Para siswa juga merasa sangat terganggu dengan kondisi ini. Adanya polisi di sekolah merupakan hal yang tidak biasa,” katanya.Ia menilai dengan adanya peristiwa tersebut menunjukkan sekolah belum berhasil membangun kultur yang sehat, sehingga para siswa melampiaskan kemarahannya dengan cara kekerasan. “Karena orientasinya lulus UN, membuat pengembangan kompetensi sosial seperti diskusi, beda pendapat, dan hormat pada guru kurang tumbuh dan berkembang di sekolah, sehingga para siswa dengan beraninya merusak sekolah dan memukul guru yang seharusnya dihormati,” katanya. n



Copyright © Sinar Harapan 2003

Tugasm Pengantar Penddikan

Perenialisme merupakan suatu aliran dalam pendidikan yang lahir pada abad kedua puluh. Perenialisme berasal dari kata perennial yang berarti abadi, kekal atau selalu. Perenialisme lahir sebagai suatu reaksi terhadap pendidikan progresif. Perenialisme menentang pandangan progresivisme yang menekankan perubahan dan sesuatu yang baru. Jalan yang ditempuh oleh kaum perenialis adalah dengan jalan mundur ke belakang, dengan menggunakan kembali nilai-nilai atau prinsi-prinsip umum yang telah menjadi pandangan hidup yang kuat, kukuh pada zaman kuno dan abad pertengahan.
Dalam pendidikan, kaum perenialis berpandangan bahwa dalam dunia yang tidak menentu dan penuh kekacauan serta mambahayakan tidak ada satu pun yang lebih bermanfaat daripada kepastian tujuan pendidikan, serta kestabilan dalam perilaku pendidik. Mohammad Noor Syam (1984) mengemukakan pandangan perenialis, bahwa pendidikan harus lebih banyak mengarahkan pusat perhatiannya pada kebudayaan ideal yang telah teruji dan tangguh. Perenialisme memandang pendidikan sebagai jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan manusia sekarang seperti dalam kebudayaan ideal.
PANDANGAN TENTANG PENDIDIKAN
Teori pendidikan dilatarbelakangi oleh filsafat Plato, Aristoteles, dan Thomas Aquina, antara lain:
o Plato
Menurut Plato, manusia menemukan kebenaran, pengetahuan, dan nilai norma dengan menggunakan akal atau ratio. Tujuan utama pendidikan adalah membina pemimpin yang sadar akan asas normatif dan melaksanakannya dalam semua aspek kehidupan. Masyarakat yang ideal adalah masyarakat yang adil sejahtera. Manusia yang terbaik adalah manusia yang hidup atas dasar prinsip idea mutlak, yaitu suatu prinsip mutlak yang menjadi sumber realitas semesta dan yang membimbing manusia untuk menemukan kriteria moral, politik, dan sosial serta keadilan. Ide mutlak adalah Tuhan.
o Aristoteles
Menurut Aristoteles, manusia adalah makhluk materi dan rohani sekaligus. Sebagai materi, ia menyadari bahwa manusia dalam hidupnya berada dalam kondisi alam materi dan social. Sebagai makhluk rohani, manusia sadar ia akan menuju pada proses yang lebih tinggi yang menuju kepada manusia ideal.Perkembangan budi merupakan titik pusat perhatian pendidikan dengan filsafat sebagai alat mencapainya. Ia menganggap penting pula pembentukan kebiasaan pada tingkat pendidikan usia muda dalam menanamkan kesadaran menurut aturan moral. Aristoteles juga menganggap kebahagiaan sebagai tujuan dari pendidikan yang baik. Ia mengembangkan individu secara bulat, totalitas. Aspek-aspek jasmaniah, emosi, dan intelek sama dikembangkan, walaupun ia mengakui bahwa “kebahagiaan tertinggi ialah kehidupan berpikir”.
o Thomas Aquines
Thomas berpendapat pendidikan adalah menuntun kemampuan-kemampuan yang masih tidur menjadi aktif atau nyata tergantung pada kesadaran tiap-tiap individu. Seorang guru bertugas untuk menolong membangkitkan potensi yang masih tersembunyi dari anak agar menjadi aktif dan nyata.
Perennialism juga berpandangan terhadap pengertian kurikulum. Pengaruh pandangan filosofi terhadap pengertian kurikulum ditandai oleh pengertian kurikulum yang dinyatakan sebagai "subject matter", "content" atau bahkan "transfer of culture". Khusus yang mengatakan bahwa kurikulum sebagai "transfer of culture" adalah dalam pengertian kelompok akhli yang memiliki pandangan filosofi yang dinamakan perennialism (Tanner dan Tanner, 1980:104). Filsafat ini memang memiliki tujuan dalam hal intelektualitas. Seperti dikemukakan oleh Tanner dan Tanner (1980:104-113) pandangan filosofi itu berpendapat bahwa adalah tugas kurikulum untuk mengembangkan intelektualitas. Dalam istilah yang digunakan Tanner dan Tanner (1980:104) perennialism mengembangkan kurikulum yang merupakan proses bagi "cultivation of the rational powers: academic excellence". Definisi kurikulum oleh kelompok perennialism hanya memusatkan perhatian pada fungsi ”transfer” dari apa yang sudah terjadi dan apa yang sedang terjadi.
Perennialism menghendaki pendidikan kembali pada jiwa yang menguasai abad pertengahan, karena ia merupakan jiwa yang menuntun manusia hingga dapat dimengerti adanya tatanan kehidupan yang ditentukan secara rasional. Belajar menurut perennialisme adalah latihan mental dan disiplin jiwa. Dengan demikian pandangan tentang belajar hendaklah ber­da­sarkan atas faham bahwa manusia pada hakekatnya adalah rasio­nalistis. Maka, belajar tidak lain adalah mengembangkan metode berpikir logis, deduktif dan induktif sekaligus.
Essensialisme/Essentialism
Essensialisme mempunyai tinjauan mengenai pendidikan yang berbeda dengan progressifisme. Kalau progressifisme menganggap bahwa banyak hal yang mempunyai sifat yang serba fleksibel dan nilai-nilai yang dapat berubah serta berkembang, essensialisme menganggap bahwa dasar pijak semacam ini kurang tepat. Dalam pendidikan, fleksibilitas dalam segala bentuk dapat menjadikan timbulnya pandangan yang berubah-ubah, pelaksanaan yang kurang stabil dan tidak menentu.
Pendidikan yang bersendikan tata nilai-nilai yang bersifat demikian ini dapat menjadikan pendidikan itu sendiri kehilangan arah. Dengan demikian, pendidikan haruslah bersendikan pada nilai-nilai yang dapat mendatangkan stabilitas. Agar dapat terpenuhi maksud tersebut nilai-nilai itu perlu dipilih agar mempunyai tata yang jelas dan yang telah teruji oleh wktu. Dengan demikian, prinsip essensialisme menghen­daki agar landasan-landasan pendidikan adalah nilai-nilai yang essen­sial dan bersifat menuntun.
Dalam istilah yang digunakan Tanner dan Tanner (1980:104) essentialism memandang kurikulum sebagai rencana untuk mengembangkan "academic excellence dan cultivation of intellect".
Essentialism menginginkan pendidikan yang bersendikan atas nilai yang tinggi, yang hakiki kedudukannya dalam kebudayaan, dan nilai-nilai tersebut hendaknya yang sampai kepada manusia melalui civilisasi dan telah teruji oleh waktu. Pendidikan bertugas sebagai perantara atau pembawa nilai di luar ke dalam jiwa peserta didik, sehingga ia perlu dilatih agar punya kemampuan absorbsi yang tinggi (Muhaimin, 2003: 41).
Progresivism
Progresivisme adalah suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918. Aliran ini berpendapat bahwa pengetahuan yang benar pada masa kini mungkin tidak benar di masa mendatang. Pendidikan harus terpusat pada anak bukannya memfokuskan pada guru.
Progresivism menghendaki sebuah pendidikan yang pada hakekatnya progresif, tujuan pendidikan seharusnya diartikan sebagai rekonstruksi pengalaman yang terus menerus, agar siswa sebagai peserta didik dapat berbuat sesuatu yang inteligen dan mampu mengadakan penyesuaian kembali sesuai tuntutan lingkungan.
Menurut Muhaimin, konsep dasar filosofis pengembangan kurikulum pendidikan Islam dilandasi oleh paduan dari progresivisme dan essensialisme plus. Progresivisme plus berarti bahwa pengembangan kurikulum pendidikan Islam menempatkan anak didik sebagai individu yang mempunyai berbagai potensi sebagai anugerah Allah dalam rangka meraih kebahagiaan hidupnya. Dalam rangka meraih itu diperlukanm terobosan dan gagasan yang handal dalam rangka memnuhi tuntutan jaman. Tetapi kemudian tak dapat dipungkiri bahwa terobosan tersebut sering sangat peka dan sangat rentan. Sehingga dalam hal ini diperlukan kendali berupa esensi-esensi berupa nilai–nilai ilahi serta insani yang bersumber dari Allah dan rasul-Nya. Sehingga di sinilah essensialisme plus mengambil perannya (Muhaimin, 1991: 22-23).
Progressifime mempunyai konsep yang didasari oleh kepercayaan bahwa manusia itu mempunyai kemampuan-kemampuan yang wajar dan dapat menghadapi serta mengatasi masalah-masalah yang bersifat menekan atau mengancam keberlangsungan manusia itu sendiri. sehubungan dengan hal itu, progressivisme kurang menyetujui adanya pendidikan yang bercorak otoriter.
Pendidikan yang bercorak otoriter ini dapat diperkirakan mem­punyai kesulitan untuk mencapai tujuan-tujuan (yang baik), karena kurang menghargai dan memberikan tempat yang semestinya kepada kemampuan-kemampuan dalam proses pendidikan. Padahal semua itu adalah ibarat motor penggerak manusia dalam usahanya untuk mengalami kemajuan (progress).
Oleh karena itu, kemajuan (progress) ini menjadi perhatian kaum progressifisme, maka beberapa ilmu pengetahuan yang mampu menum­buhkan kemajuan dipandang oleh progressifisme merupakan bagian-bagian utama dari kemapanan sebuah peradaban.
Teori Dewey tentang sekolah adalah "Progressivism" yang lebih menekankan pada anak didik dan minatnya daripada mata pelajarannya sendiri. Maka muncullah "Child Centered Curiculum", dan "Child Centered School". Progresivisme mempersiapkan anak masa kini dibanding masa depan yang belum jelas, seperti yang diungkapkan Dewey dalam bukunya "My Pedagogical Creed", bahwa pendidikan adalah proses dari kehidupan dan bukan persiapan masa yang akan datang. Aplikasi ide Dewey, anak-anak banyak berpartisipasi dalam kegiatan fisik, baru peminatan.
Beberapa tokoh dalam aliran ini : John Dewey, Carl Rogers, Abraham Maslow, Ivan Illich, George Axtelle, William O. Stanley, Ernest Bayley, Lawrence B. Thomas dan Frederick C. Neff.
Konstruktivisme/konstruktivism
Teori Konstruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta sesuatu makna dari apa yang dipelajari. Konstruktivisme sebenarnya bukan merupakan gagasan yang baru, apa yang dilalui dalam kehidupan kita selama ini merupakan himpunan dan pembinaan pengalaman demi pengalaman. Ini menyebabkan seseorang mempunyai pengetahuan dan menjadi lebih dinamis. Pendekatan konstruktivisme mempunyai beberapa konsep umum seperti:
Pelajar aktif membina pengetahuan berasaskan pengalaman yang sudah ada.
Dalam konteks pembelajaran, pelajar seharusnya membina sendiri pengetahuan mereka.
Pentingnya membina pengetahuan secara aktif oleh pelajar sendiri melalui proses saling mempengaruhi antara pembelajaran terdahulu dengan pembelajaran terbaru.
Unsur terpenting dalam teori ini ialah seseorang membina pengetahuan dirinya secara aktif dengan cara membandingkan informasi baru dengan pemahamannya yang sudah ada.
Ketidakseimbangan merupakan faktor motivasi pembelajaran yang utama. Faktor ini berlaku apabila seorang pelajar menyadari gagasan-gagasannya tidak konsisten atau sesuai dengan pengetahuan ilmiah.
Bahan pengajaran yang disediakan perlu mempunyai perkaitan dengan pengalaman pelajar untuk menarik miknat pelajar.
Penerapan konstruktivisme dalam proses belajar-mengajar menghasilkan metode pengajaran yang menekankan aktivitas utama pada siswa (Fosnot, 1996; Lorsbach & Tobin, 1992). Teori pendidikan yang didasari konstruktivisme memandang murid sebagai orang yang menanggapi secara aktif objek-objek dan peristiwa-peristiwa dalam lingkungannya, serta memperoleh pemahaman tentang seluk-beluk objek-objek dan peristiwa-peristiwa itu.
Dalam dunia pendidikan konstruktivisme beranggapan bahwa pe­nge­tahuan adalah hasil dari konstruksi manusia. Manusia mengkons­truksi pengetahuan mereka melalui interaksi mereka dengan objek, fenomena dan lingkungan sekitar. Suatu pengetahuan dianggap benar bila pengetahuan itu dapat berguna untuk menghadapi dan meme­cahkan persoalan atau fenomena. Bagi kaum konstruktivisme, penge­tahuan tidak bisa begitu saja ditransfer dari seseorang kepada seseorang lainnya, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing orang. Tiap orang harus mengkonstruksi pengetahuan sendiri, karena pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang terus menerus. Dalam proses ini keaktifan seseorang yang ingin tahu amat berperan dalam perkembangan pengetahuannya.
SUMBER: www.google.com
www.wikipedia.org

Rabu, 09 April 2008

SALINAN
PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 45 TAHUN 2006
TENTANG
UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Pasal 67 ayat (3), Pasal 71 dan
Pasal 72 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional tentang Ujian Nasional Tahun Pelajaran
2006/2007;
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4301);
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 41,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4496);
3. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan,
Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tatakerja Kementerian
Negara Republik Indonesia sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 62 tahun 2005;
4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 187/M Tahun 2004
mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 20/P Tahun 2005;
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006
tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006
tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
TENTANG UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/
2007.
Pasal 1
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan:
1. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran dan
penilaian kompetensi peserta didik secara nasional untuk jenjang pendidikan dasar
dan menengah.
2. BSNP adalah Badan Standar Nasional Pendidikan yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan.
3. Ijazah adalah dokumen resmi yang diterbitkan oleh satuan pendidikan yang
menyatakan bahwa peserta didik telah lulus dari satuan pendidikan.
4. Kurikulum 1994 adalah kurikulum pendidikan dasar dan menengah yang sudah
berlaku secara nasional sejak tahun pelajaran 1994/1995 berdasarkan Surat
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 060/U/1993, Nomor
061/U/1993 Tahun 1993, Nomor 080/U/1993, Nomor 126/U/1993, dan Nomor
129/U/1993.
5. Kurikulum 2004 adalah kurikulum pendidikan dasar dan menengah yang sudah
diterapkan secara terbatas mulai tahun pelajaran 2001/2002 berdasarkan
Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor
399a/C.C2/Kep/DS/2004, Keputusan Direktur Pendidikan Menengah Umum
Nomor 766a/C4/MN/2003, dan Nomor 1247a/C4/MN/2003.
d:\permen_20_ujian_nasional[1] 2
6. Prosedur operasi standar yang selanjutnya disebut POS adalah prosedur operasi
standar yang berkaitan dengan teknis pelaksanaan ujian nasional yang ditetapkan
oleh BSNP.
7. Kompetensi keahlian adalah kemampuan teknis peserta didik sekolah menengah
kejuruan.
8. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat.
9. Departemen adalah Departemen Pendidikan Nasional.
10. Menteri adalah Menteri Pendidikan Nasional.
Pasal 2
BSNP menyelenggarakan UN tahun pelajaran 2006/2007, untuk mata pelajaran
tertentu yang diikuti oleh peserta didik SMP, MTs, SMPLB, SMA, MA, SMALB,
dan SMK.
Pasal 3
Ujian Nasional bertujuan menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional
pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Pasal 4
Hasil UN digunakan sebagai salah satu pertimbangan untuk:
a. pemetaan mutu satuan dan/atau program pendidikan;
b. seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya;
c. penentuan kelulusan peserta didik dari suatu satuan pendidikan;
d. akreditasi satuan pendidikan; dan
e. pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya
peningkatan mutu pendidikan.
Pasal 5
(1) Setiap peserta didik yang belajar pada tahun akhir SMP, MTs, SMPLB, SMA,
MA, SMALB, dan SMK berhak mengikuti UN.
(2) Untuk mengikuti UN, peserta didik harus memenuhi persyaratan:
a. memiliki laporan lengkap penilaian hasil belajar pada satuan pendidikan
mulai semester I tahun pertama hingga semester I tahun terakhir; dan
d:\permen_20_ujian_nasional[1] 3
b. memiliki ijazah atau surat keterangan lain yang setara, atau berpenghargaan
sama, dengan ijazah dari satuan pendidikan yang setingkat lebih rendah,
atau memiliki bukti kenaikan kelas dari kelas III ke kelas IV untuk siswa
Kulliyatul-Mu’alimin Al-Islamiyah (KMI)/Tarbiyatul-Mu’alimin Al-
Islamiyah (TMI) yang pindah ke SMA, MA, dan SMK.
(3) Peserta didik yang karena alasan tertentu dan disertai bukti yang sah tidak dapat
mengikuti UN di satuan pendidikan yang bersangkutan, dapat mengikuti UN di
satuan pendidikan lain pada jenjang dan jenis yang sama.
(4) Peserta didik yang karena alasan tertentu dan disertai bukti yang sah tidak dapat
mengikuti UN utama dapat mengikuti UN susulan.
(5) Peserta didik yang belum lulus UN berhak mengikuti UN pada tahun berikutnya.
Pasal 6
(1) Mata pelajaran yang diujikan pada UN:
a. untuk SMP, MTs, dan SMPLB meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris,
dan Matematika;
b. untuk SMA, dan MA Program Studi IPA meliputi Bahasa dan Sastra
Indonesia/ Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika;
c. untuk SMA dan MA Program Studi IPS meliputi Bahasa dan Sastra
Indonesia/Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Ekonomi;
d. untuk SMA dan MA Program Studi Bahasa meliputi Bahasa Indonesia,
Bahasa Inggris, dan Bahasa Asing lainnya;
e. untuk SMALB meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika;
dan
f. untuk SMK meliputi Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika, dan
kompetensi keahlian.
(2) Mata pelajaran yang diujikan untuk SMPLB dan SMALB sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a dan e, hanya berlaku untuk program tunanetra,
tunarungu, tunadaksa ringan, dan tunalaras.
Pasal 7
(1) UN utama dilaksanakan satu kali pada minggu ketiga bulan April 2007 untuk
SMA, MA dan SMK serta minggu ke empat untuk SMP, MTs, SMPLB, dan
SMALB.
d:\permen_20_ujian_nasional[1] 4
(2) UN susulan dilaksanakan satu minggu setelah UN utama.
(3) Ujian kompetensi keahlian dilaksanakan sebelum UN utama.
Pasal 8
(1) Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang disusun sesuai
ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23
Tahun 2006.
(2) SKL UN-2007 merupakan irisan (interseksi) dari pokok bahasan/sub pokok
bahasan Kurikulum 1994, Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada
Kurikulum 2004, dan Standar Isi.
(3) Standar Isi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup lingkup materi dan
tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenis dan jenjang
pendidikan tertentu sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006.
(4) SKL-UN-2007 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum pada Lampiran
Peraturan Menteri ini.
Pasal 9
(4) SKL mata pelajaran yang diujikan secara nasional tahun pelajaran 2006/2007
merupakan rujukan untuk memilih dan merakit soal UN tahun pelajaran
2006/2007.
(5) Soal ujian dipilih dan dirakit dari bank soal yang sesuai dengan SKL-UN-2007.
(6) Bank soal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) mencakup soal-soal yang
dikembangkan berdasarkan:
a. Kurikulum 1994;
b. Kurikulum 2004; dan
c. Standar Isi dan SKL sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 dan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006.
d:\permen_20_ujian_nasional[1] 5
(7) Bank Soal sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikembangkan dan dikelola oleh
Pusat Penilaian Pendidikan (Puspendik).
(8) Paket-paket soal UN ditelaah dan ditetapkan oleh BSNP.
Pasal 10
(1) Penggandaan soal UN dilakukan di tingkat provinsi oleh perusahaan percetakan
setempat yang ditetapkan oleh gubernur berdasarkan kriteria yang ditentukan oleh
BSNP.
(2)Kriteria kelayakan percetakan meliputi:
a. keamanan dan kerahasiaan;
b. kualitas hasil cetakan;
c. ketepatan waktu penyelesaian.
(3) Rincian kriteria kelayakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
dalam POS.
Pasal 11
(1) Dalam pelaksanaan UN, Menteri bertanggungjawab untuk:
a. menetapkan sekolah penyelenggara untuk peserta didik pada sekolah
Indonesia di luar negeri;
b. menetapkan jumlah dan sumber dana yang diperlukan untuk
penyelenggaraan UN;
c. menyediakan blanko ijazah; dan
d. memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan UN.
(2) BSNP sebagai penyelenggara UN bertanggungjawab untuk:
a. membentuk penyelenggara UN tingkat pusat;
b. melaksanakan penjaminan mutu paket soal;
c. menyiapkan master soal bekerja sama dengan Puspendik;
d. mengkoordinasikan pelaksanaan UN;
e. memantau kesesuaian percetakan yang ditetapkan oleh gubernur;
f. melakukan supervisi penskoran hasil pemindaian (scanning) lembar
jawaban ujian;
g. membentuk tim pemantau independen UN;
h. mengkoordinasikan kegiatan pemantauan UN;
i. menyusun dan menetapkan POS UN;
d:\permen_20_ujian_nasional[1] 6
j. mengevaluasi pelaksanaan UN;
k. melaporkan pelaksanaan UN kepada Menteri.
(3) Dalam pelaksanaan UN, gubernur bertanggungjawab untuk:
a. menetapkan perusahaan percetakan yang memenuhi kriteria sebagaimana
ditetapkan oleh BSNP;
b. menetapkan sekolah/madrasah penyelenggara untuk peserta didik pada
SMPLB, SMA, MA, SMALB, dan SMK;
c. mendata dan menetapkan calon peserta UN;
d. mengkoordinasikan pelaksanaan UN di wilayahnya;
e. menggandakan soal ujian;
f. mengamankan dan menjaga kerahasiaan lembar soal UN, lembar jawaban
yang sudah diisi oleh peserta ujian, dan dokumen pendukungnya;
g. mengkoordinasikan pengolahan hasil ujian di wilayahnya;
h. menjamin keamanan dan kerahasiaan pengolahan lembar jawaban UN yang
dilakukan oleh Tim Pengolah Hasil Ujian di provinsi;
i. menjamin objektivitas dan kredibilitas pelaksanaan UN di provinsi;
j. memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan UN di wilayahnya;
k. menerima hasil UN dari BSNP dan mengirimkannya ke penyelenggara UN
tingkat kabupaten/kota; dan
l. melaporkan pelaksanaan UN di wilayahnya kepada Menteri.
(4) Dalam pelaksanaan UN, bupati/walikota bertanggungjawab untuk:
a. menetapkan sekolah/madrasah penyelenggara UN untuk SMP dan MTs;
b. mengkoordinasikan pelaksanaan UN di wilayahnya;
c. mengamankan dan menjaga kerahasiaan soal ujian dan dokumen
pendukungnya;
d. menjamin kejujuran pelaksanaan UN;
e. menjamin keamanan dan kerahasiaan proses pengumpulan dan penyimpanan
Lembar Jawaban UN yang sudah diisi beserta dokumen pendukungnya yang
dilakukan oleh Dinas Kabupaten/Kota dari satuan pendidikan penyelenggara
UN;
f. mengirimkan lembar jawaban sebagaimana dimaksud pada huruf e ke Tim
Pengolah Hasil Ujian Nasional di provinsi;
g. menerima hasil UN dari penyelenggara UN tingkat provinsi dan
mengirimkannya ke sekolah/madrasah penyelenggara UN;
h. memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan UN; dan
i. melaporkan pelaksanaan ujian di wilayahnya kepada Menteri melalui
gubernur.
d:\permen_20_ujian_nasional[1] 7
(5) Dalam pelaksanaan UN di luar negeri, Duta Besar Republik Indonesia
bertanggungjawab untuk:
a. menetapkan calon peserta UN;
b. mengamankan dan menjaga kerahasiaan soal ujian dan dokumen
pendukungnya;
c. mengkoordinasikan pelaksanaan UN;
d. mengamankan dan menjaga kerahasiaan lembar jawaban UN yang sudah
diisi oleh peserta ujian beserta dokumen pendukungnya;
e. memantau dan mengevaluasi penyelenggaraan UN;
f. melaporkan pelaksanaan ujian di wilayahnya kepada Menteri.
(6) Sekolah/Madrasah penyelenggara bertanggungjawab untuk:
a. melakukan pendataan calon peserta UN;
b. mengamankan dan menjaga kerahasiaan soal ujian dan dokumen
pendukungnya;
c. melaksanakan ujian sesuai POS;
d. mengirimkan lembar jawaban ujian yang telah diisi oleh peserta ujian kepada
dinas kabupaten/kota;
e. menerima hasil UN dari penyelenggara UN tingkat kabupaten/kota;
f. menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) yang telah
diisi oleh Tim Pengolah Hasil Ujian Nasional di provinsi;
g. melaporkan pelaksanaan UN kepada pejabat yang menugaskannya;
h. menetapkan dan mengumumkan kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan sesuai dengan ketentuan Pasal 72 Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan; dan
i. menerbitkan ijazah bagi peserta didik yang dinyatakan lulus.
Pasal 12
Pengawasan di ruang ujian dilakukan oleh tim pengawas UN dengan sistem silang
murni antar sekolah/madrasah.
Pasal 13
(1) Pelaksanaan UN di setiap sekolah dipantau oleh tim pemantau independen.
(2) Tugas tim pemantau independen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
memantau penerimaan dan penyimpanan soal, pelaksanaan pengawasan UN,
pengumpulan lembar jawaban, pengiriman lembar jawaban ke penyelenggara
UN kabupaten/kota.
d:\permen_20_ujian_nasional[1] 8
Pasal 14
(1) Pelaksanaan UN di setiap kabupaten/kota dipantau oleh tim pemantau
independen.
(2) Tugas tim pemantau independen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
memantau penerimaan, penyimpanan dan pengiriman soal, pelaksanaan UN di
tingkat sekolah, dan penerimaan serta pengiriman lembar jawaban ke
penyelenggara tingkat provinsi.
Pasal 15
(1) Pelaksanaan UN di setiap provinsi dipantau oleh tim pemantau independen.
(2) Tugas tim pemantau independen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
memantau pencetakan, penyimpanan, distribusi soal ujian, pengumpulan dan
pemindaian lembar jawaban.
Pasal 16
Ketentuan lebih lanjut mengenai tim pemantau independen sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 13, Pasal 14, dan Pasal 15 diatur dalam POS.
Pasal 17
(1) Pemindaian (Scanning) lembar jawaban UN dilakukan oleh Tim Pengolah
Hasil Ujian di Provinsi dengan menggunakan sistem dan standar penilaian yang
ditetapkan oleh Puspendik dengan persetujuan BSNP.
(2) Daftar hasil pemindaian diskor oleh Puspendik dengan supervisi BSNP.
(3) Daftar nilai hasil UN setiap sekolah/madrasah diisi oleh Tim Pengolah Hasil
Ujian di Provinsi sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh BSNP;
(4) Puspendik mengelola arsip permanen dari hasil UN di bawah koordinasi dan
tanggungjawab BSNP.
d:\permen_20_ujian_nasional[1] 9
Pasal 18
(1) Peserta UN dinyatakan lulus jika memenuhi standar kelulusan UN sebagai
berikut:
a. memiliki nilai rata-rata minimal 5,00 untuk seluruh mata pelajaran yang
diujikan, dengan tidak ada nilai di bawah 4,25; atau
b. memiliki nilai minimal 4,00 pada salah satu mata pelajaran dengan nilai
dua mata pelajaran lainnya minimal 6,00.
(2)Pemerintah daerah dan/atau satuan pendidikan dapat menetapkan batas
kelulusan di atas nilai sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Peserta didik yang dinyatakan lulus dari satuan pendidikan berhak memperoleh
ijazah.
(4) Ijazah diterbitkan oleh sekolah/madrasah penyelenggara dengan menggunakan
blanko ijazah yang disediakan oleh Departemen.
(5) Peserta UN diberi SKHUN yang diterbitkan oleh sekolah/madrasah penyelenggara.
(6) Penerbitan SKHUN sebagaimana dimaksud pada ayat (5) diatur dalam POS.
Pasal 19
Biaya penyelenggaraan UN sepenuhnya menjadi tanggung jawab Pemerintah dan
Pemerintah Daerah.
Pasal 20
(1) Perorangan, kelompok, dan/atau lembaga yang terlibat dalam penyelenggaraan
UN wajib menjaga kerahasiaan, keamanan, dan kelancaran penyelenggaraan
UN.
(2) Perorangan, kelompok, dan/atau lembaga yang melakukan pelanggaran atau
penyimpangan dalam penyelenggaraan UN dikenakan sanksi sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
(3) Peserta didik yang terbukti melakukan kecurangan dalam mengerjakan soal UN
dinyatakan gagal dalam UN.
d:\permen_20_ujian_nasional[1] 10
Pasal 21
Hal-hal yang berkaitan dengan teknis pelaksanaan UN diatur dalam POS.
Pasal 22
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 13 November 2006
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
TTD.
BAMBANG SUDIBYO
d:\permen_20_ujian_nasional[1] 11
Salinan sesuai dengan aslinya
Biro Hukum dan Organisasi
Departemen Pendidikan Nasional,
Kepala Bagian Penyusunan Rancangan
Peraturan Perundang-undangan,
Muslikh, S.H.
NIP 131479478